Edisi Adib, Senang Dapat Layangan Putus
#TantanganMenulis Hari Ke-174
Sudah beberapa lama ini, di kota kami lagi musim layangan. Walau masa pandemi masih saja banyak kelompok pemuda yang mengadakan lomba layangan. Setiap melewati kelompok yang sedang mengadakan lomba layangan Adib sangat tertarik sekali.
Adib sangat senang melihat begitu banyak layangan dan terbangnya tinggi. Beberapa waktu lalu Adib juga sempat membeli sebuah layangan, tapi karena hanya berdua sama ummi di rumah maka layangan itu hanya jadi pajangan dinding. Baru kemaren layangan itu bisa dimainkan Adib karena ada Kakek datang ke rumah.
Walau sudah punya layangan entah kenapa Adib begitu tertarik dan semangat sekali kalau melihat layangan putus. Dia begitu ingin dapat layangan putus. Saat melihat layangan di udara dalam fikirannya layangan itu akan putus saja dan dikejarnya.
Sore ini seperti biasa, Adib dan beberapa teman-temannya dikomplek sedang bermain bersama. Kali ini mereka main pendekaran-pendekaran, setidaknya demikian persepsi saya saat Adib mengeluarkan semua koleksi pedang-pedangan yang ia miliki.
Saat hendak menutup jendela rumah karena sudah sore, saya melihat Adib dan beberapa temannya lari-larian, saya pikir mereka lagi kejar-kejaran karena lagi main pendekar-pendekran. Setelah menutup jendela, pintu pun saya tutup dan saya mulai melanjutkan pekerjaan saya di depan laptop.
Tiba-tiba pintu rumah terbuka, diiringi suara riang dan terikan Adib. Ia masuk dengan membawa sebuah layangan besar dengan warna biru hitam. Dengan senang hati dia bilang dapat layangan putus.
“Layangannya jatuh di depan rumah dhanis,” ucap Adib masih dengan senyum sumringah.
Ia sangat senang dan bangga bisa dapat layangan putus, walaupun dia sudah punya layangan sendiri. Sebagai orang tua saya bertanya, apakah tidak ada orang yang punya layangan datang. Saya juga menasehati bila ada orang yang punya layangan datang, hendaknya Adib menyerahkan kembali layangan pada yang punya dan ia pun setuju.
Adib pun kemudian berlalu dan melanjutkan bermain dengan teman-temannya. Saya pun melanjutkan pekerjaan saya dengan sesekali melihat keluar rumah, kalau-kalau yang punya layangan datang. Hingga tulisan ini saya turunkan tak ada yang datang mengklaim dan menjemput layangan tersebut.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantul Bun ... Salam sukses ....
Ya. Anaka-anak senang sekali kalau dapat layangan putus. Padahal di rumah sudah punya. Ada kea syikan dan kebangganan tersendiri. Salam literasi
Pikir Adib, dapat layangan dari mengejar layangan putus sensainya beda ..mungkin...Salam sukses,Bu.
Wah mantap bun, dapat ide dr layangan putus. Sukses selalu