Oleh: Yesi Arisanti

Tak terasa setahun sudah kebersamaan kita. Masih ingat saat itu Pemred MG Mas Eko, menyampaikan keinginannya merangkul penulis untuk berkarya bersama, belajar bersama beliau. Noelis Bareng Pemred (No Baper), program yang diinisiasi Mas Eko. Langsung saya setujui tanpa berpikir panjang. Saat itu yang saya pikirkan hanya belajar dan belajar. Apalagi belajar langsung dari pemred MG.

Banyak suka yang dirasakan. Saya banyak belajar arti dari kehidupan. Banyak ilmu yang saya dapatkan. Tak saja ilmu dunia, tapi juga bekal yang akan kita bawa, akhirat.

Tak semua yang dilakukan harus diukur dengan materi. Tak semua yang dilakukan diukur dengan popularitas. Saya bahagia, sangat bahagia bersama keluarga besar No Baper.

Tak terbayangkan sampai saat ini No Baper sudah sampai edisi 15, dengan 16 buku yang sudah dihasilkan. No Baper memang fokus ke genre sastra. Tapi, ada edisi yang membuat kita terkagum-kagum, nyeleneh menurut pemred. Menurut saya itu adalah edisi spesial. Seperti, Bolehkah Guru Menyambi Jualan?, Genderuwo hingga Kuntilanak, Surat untuk Guru Kami Tercinta, Pencurian Berjubah Plagiarisme, Ayo Ngedabrus Gawe Boso Makmu Dewe-Dewe, Haruskah Guru Memanipulasi Nilai Siswa?, Mudik dan Kue Lebaran, dan puisi perdamaian dalam bahasa daerah.

Rasanya mewek, pengen nangis. Mungkin lebai menurut orang-orang, tapi biarlah. Tak terbayang melangkah sejauh ini. Banyak suka yang saya dapatkan. Dididik langsung pemred MG.

Keluarga besar No Baper, makasih atas kepercayaannya kepada No Baper ya. Semoga kita bisa menghasilkan karya-karya yang berkualitas. Aamiin yaa Rabb.

Padang, 1 April 2022