Yessi Eka Nofita

Yessi Eka Nofita, berasal dari Bukittinggi dan seorang guru SMK di Kota Bekasi Jawa Barat,...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jangan Bentak Dia Bu Guru

Jangan Bentak Dia Bu Guru

#Tantangan Gurusiana hari ke 10

"Sudah hampir satu tahun erdy sekolah di sini Bu. Tidak ada perubahan pada dirinya. Saya jadi khawatir melihatnya," Saya menyampaikan keluh kesah karena mulai putus asa menghadapi Erdy. Ibu Erdy mendengarkan cerita saya tentang anaknya yang sudah setahun kami didik.

Erdy siswa pendiam yang selalu duduk di barisan nomor 2 pojok kiri atau pojok kanan bagian belakang. Duduk dengan posisi kaki sedikit ditekuk dan membungkuk ke depan. Dia selalu membawa buku lengkap didalam tasnya. Mungkin itu yang dapat kita lihat betapa perhatian orang tuanya padanya.

Erdy siswa tampan yang selalu berpakaian rapi. Banyak juga siswa perempuan yang kagum padanya. Tapi dia seperti tidak memperhatikan itu. Dia sibuk dengan dirinya sendiri.

Suatu ketika, saat akan pembagian raport. Guru- guru mengadakan rapat. Erdy termasuk siswa yang dibahas dalam rapat tersebut. Semua guru memiliki keluhan yang sama. Dalam belajar Erdy hanya numpang duduk, tidak ada semangat dan jarang sekali berbicara. Baik dengan temannya maupun dengan guru. Hanya senyum tipis yang sering muncul dibibirnya.

Ketika belajar dengan saya. Hal yang sama juga terjadi. Tak ada gerakan untuk mengubah tempat duduk agar dia dapat belajar dengan serius. Tatapan kosong dari matanya ketika ditanya mana bukumu? Coba keluarkan pulpenmu. Kalau sudah mengerti coba dicatat. Perlu kata-kata seperti itu baru dia bergerak buat belajar. Begitu juga kalau belajar berkelompok. Harus disuruh pindah kekelomponya, baru dia pindah.

Ibu Erdy terkejut ketika mendengar keadaan erdy di sekolah. Saya mencoba bertanya bagaimana Erdy di rumah. Apakah dia ada masalah dirumah?

Tak ada yang istimewa atau aneh di rumah. Erdy bersikap biasa saja. Seolah tidak ada masalah. Tapi dulu Erdy anak yang berbeda.

"Dulu saya sering mengantar Erdy lomba. Dia rajin dan ceria," ungkap ibu Erdy.

"Kapan itu bu," Saya bertanya karena terlalu jauh perbedaannya dengan keadaan yang kami temui.

"Waktu SD, Erdy pintar di sekolah. Saya senang bisa mengantar dia lomba kemana--mana. Tapi sejak kejadian itu Erdy berubah. Tapi saya tidak berpikir sejauh ini," ibu Erdy mulai bercerita.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Waaa... Bagus ini. Mau baca kelanjutannya. Mantap bu yessi

30 Nov
Balas

Bikin penasaran Bu Yessi. Ditunggu lanjutannya

26 Nov
Balas

Hehe... Siap bu

26 Nov



search

New Post