Lakukan Sekarang, Jangan Sampai Menyesal
"Minggu depan sudah libur. Rencana kita kemana nih?" Tanyaku pada anak-anak yanng sedang sibuk dengan urusannya masing-masing.
"Aku minggu depan UAS. Dua minggu. InsyaAllah sampai tanggal delapan," ucap si sulung.
Dua minggu? Sampai tanggal 8 januari. Wah... Sudah mau masuk sekolah lagi. Pikirku dalam hati. Ini tahun kedua kami sulit menyatukan waktu buat libur bersama. Dan ini baru satu yang kuliah. Tak terbayang kalau yang kuliah bertambah. Makin sulit menyatukan waktu.

Jadi ingat ketika mereka semua masih di SD. Mau libur kemanapun, jawabannya ayo aja. Ga ada yg menolak. Semua merasa bersama keluarga menjadi hal utama. Seiring berjalannya waktu. Seiring pertumbuhan mereka semua berubah. Tak mudah mengajak dan menyatukan waktu mereka.
Sebagai orang tua akan terasa waktu begitu singkat disaat kita melihat anak-anak tumbuh dan berkembang. Butuh waktu untuk memupuk kebersamaan. Butuh waktu untuk memberi kesan pada mereka, betapa serunya kebersamaan kita. Dan semua perlu perjuangan tentunya.
Uang. Jangan jadikan itu sebagai alasan untuk menikmati kebersamaan keluarga. Tidak perlu mahal. Tidak perlu mewah. Itulah yang kami utamakan semasa mereka kecil dan masih dapat diajak bepergian. Memberikan beberapa hari istimewa dalam 3 bulan atau terkadang dalam 1 semester.
Setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali kami dapat melihat kebersamaan mereka. Bercengkrama, berbagi, saling menasehati bahkan sampai menimbulkan pertengkaran-pertengkaran yang hanya disebabkan oleh hal kecil.
Mungkin kita sering merasa puas dengan hanya memberikan nasehat di rumah dalam waktu singkat. Kita merasa cukup dengan hanya duduk dimeja makan sambil bercerita. Atau hanya ngobrol diruang tamu sambil curhat. Mungkin juga gotong royong bersama di rumah untuk mewujudkan kebersamaan. Namun percayalah. Kebersamaan diluar rumah tanpa beban akan lebih membuat anak-anak nyaman dan lebih mudah dinasehati. Lebih tertanam dalam hatinya nasehat yang diberikan.
Ketika anak beranjak remaja. Mereka sudah mulai punya acara sendiri. Bahkan ada yang merasa gengsi untuk ikut dengan orang tua. Perlu sedikit pemaksaan agar dapat bisa jalan bareng. Mewujudkan kebersamaan. Yah. Tentunya tak senyaman mengajak mereka waktu masih anak-anak.
Saat libur diluar rumah. Duduk bareng di alam atau ditempat-tempat yang nyaman. Atau bahkan dimobil saja. Merupakan waktu yang tepat untuk memberikan ilmu-ilmu agama. Nadehat-nasehat. Tata krama. Dan tentunya memupuk rasa kasih sayang diantara mereka.
Ketika mereka mulai beranjak masuk perguruan tinggi. Makin sulit mewujudkan kebersamaan dengan mereka. Apa lagi jika mereka sudah bekerja. Mereka punya jadwal dan kesibukan sendiri. Dan biasanya keluarga menjadi nomor 2. Dan itu tidak dapat dipungkiri. Meskipun hati mereka ingin bersama, namun situasi dan kondisi serta tanggung jawab yang menyebabkan sulit disatukan.
Tak tebayang ketika mereka sudah berumah tangga. Makin sedikit waktu kita bersama dengan mereka. Mungkin kita hanya akan punya waktu berdua dengan suami tanpa anak-anak. Karena mereka sudah punya keluarga sendiri. Jadi lakukanlah sejak saat ini. Tak mesti mewah, yang penting ada. Tak mesti makan diluar. Pindah makan ke lokasi baru juga sudah cukup.
#tantangan gurusiana hari ke 42

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar