Dua puluh menit kemudian Salomopun sampai di sekolah. Bu Rini mengijinkan dia masuk kekelas. Diapun beranjak memasuki kelas.

Bu Rini sengaja tak memanggilnya. Agar dia tidak ketinggalan pelajaran. Saat jam istirahat, Bu Rini meminta salomo menemuinya.

Bel istirahatpun berbunyi. Salomo bergegas menghampiri Bu Rinj. Bu Rini mengajak salomo duduk di. Korridor sekolah yang lumayan sepi. Sengaja dipilih diluar kantor agar suasananya nyaman.

"Salomo tahu ibu mau bicara apa?" Tanya bu Rini padanya.

"Ya Bu. Tentang saya yang malas sekolah ya bu?" Dia balik bertanya.

"Ya, apa kamu tidak punya cita-cita? Kenapa mesti bermalas-malasan sekolah? Atau kamu ada masalah?" Bu rini bertanya lagi.

"Ga bu, saya biasa aja," dia menjawab untuk menghidari pertanyaan bu Rini yang berlanjut.

"Kita hidup pasti punya masalah. Ibu juga punya masalah. Tinggal, bagaimana kita menyikapi hidup," nasehat bu Rini.

"Ibu, tidak mengerti hidup saya sih. Kakak saya sudah gagal bu. Kasihan dia. Sekarang sudah di penjara lagi," katanya mulai membuka pembicaraan.

Kenapa kakakmu seperti itu? Bukankah bapakmu seorang pemuka agama? Berarti kalian sering dapat nasehat?"

"Tidak bu. Bapak itu pulang hanya untuk memukul ibu," katanya mulai bercerita.

Bu Rini kaget mendengar ceritanya.

"Beberapa hari yang lalu bapak juga pulang. Tapi hanya sebentar. Mengambil pakaiannya lalu marah-marah ke mamak sampai memukul mamak. Saya tidak terima bun. Tapi saya tidak dapat membantu mamak," dia lanjut bercerita.

"Kakak sering pulang sambil mabuk sejak bapak berubah. Dulu disekolah, kakak anak yang pintar dan rajin. Sekarang hidupnya kacau dan di penjara,"

Bu Rini tertegun mendengar cerita salomo. Dia tidak dapat berkata-kata mendengar keterpurukannya.

Bersambung

#tantangan gurusiana hari ke 7