AIDA, MOMONGANKU...!
Aida, Momonganku. Pondok kena puting beliung. Asbesnya pada terbang. Hujan masih terus bergulir dan pondok kena banjir. Hampir semalaman kami tidak tidur, karena langsung mencoba menutupi ruang ruang yang asbesnya ambrol. Belum lagi terkantuk, "traccck, bressh." Percik api terlihat menerangi malam yang sedang kedatangan hujan, tepat mengenai dedaunan kering pohon kelapa yang masih nangkring di dahannya. Jantung masih terkaget, "brakk," kobaran daun kering beterbangan diatas pondok pesantren putra. "Kebakaran...kebakaran..kebakaran." Riuh berkepanjangan, sebagian menyelamatkan kitab dan barang barang, sebagian lagi sibuk mengguyurkan air diatas bara api. Pun juga aku, berkali kali keluar dan masuk *cangkruk, untuk membangunkan serta menggendong momongan-momonganku yang masih usia dini. Berusaha tidak terjebak dalam kobaran api, dan berdoa pasrah dengan kehendak Mu. 16 dari 17 santri cilik momonganku berhasil kukeluarkan. Meski kala itu sebagian masih tidak tahu dan tengah terbuai dalam mimpi indahnya. Hujan kembali deras, menghentikan amukan api. Semua lungkai, bersandar di tiang masjid dan saling berpelukan. Tangis mulai terdengar dari para santri oerempusn. Begitu pula santri cilik momonganku yang terbangun karena kedinginan kutidurkan di lantai masjid. Dengan tetap tenang, aku mencoba menghibur mereka. Kukatakan "Kita akan baik baik saja, tenanglah. Pagi akan segera tiba, hujan juga akan berhenti. Tuhan yang punya Kuasa, hanya ingin tunjukkan kuasa-Nya." Mereka mengangguk, saling berhimpit dan mencoba kembali lelap. Satu, dua, tiga dan seterusnya aku mulai menghitung momonganku. "Ya Alloh..Aida..kau masih di dalam cangkruk." Setengah berteriak tertahan, kuletakkan kepala Mila yang sedang berada di pangkuanku. Kucoba berlari menembus hujan "Krack..kraaaack....kracck." Kembali suara keras terdengar dari patahan pohon kelapa yang berada tepat di samping tembok cangkruk kami. Seketika kulihat batang pohon dengan diameter 30cm mulai melewati tembok masuk ke dalam dan seperti hendak merobohkan cangkruk kami. Aku melongo, berteriak sekeras-keras nya, "Ya, Alloh, Allohu Akbar." Suara kerasku menyadarkan santri santri di dalam masjid dengan pemandangan yang menegangkan. Semua meneruskksn takbir dengan keras, keras, dan semakin keras bercampur dengan suara tangis santri santri cilik momonganku. Subhanallah, Maya Suci Engkau ya Robby...... Batang pohon kelapa yang seharusnya menimpa atap cangkrukku, ternyata seperti ada yang membelokkan. Batang pohon itu meleot tumbang tepat di samping cangkruk. Ya Alloh, hal yang mustahil, namun malam ini Kau, ya Engkau benar benar menunjukkan kuasamu. Segera aku berlari masuk menghampiri Aida, garis berusia 6 Tahun, putri dari seorang kyai dari Bogor, yang dititipkan untuk kurawat di pesantren ini. Kudapati Aida duduk bersimpuh. Tangannya memegang tasbih, "Ning Aida, maafkan kakak ya..." Kupeluk ia erat erat, lalu ku gendong menuju pintu cangkruk. "Kak Ima, tadi Abah datang dan kulihat dia melayang dan mendorong batang pohon kelapa agar tidak menimpa cangkruk kita." Allohu Akbar....tangisku menjadi, kueratkan pelukkanku pada Aida. Gadis kecil neng gelis yang wajahnya mirip Nike Ardilla penyanyi favoritku. Aida santri istimewa yang diberi kemampuan ilmu karomah. Ia tak mungkin berbohong, ya Kyai Hasyim Zaini yang datang. Meski sudah 6 tahun lalu beliau telah tiada, namun perwujudan nya menjadi wakil tangan Tuhan. Sosok kyai yang mempunyai ilmu mumpuni, karomah serta kewaliannya sering disaksikan oleh para sanak dan santri nya untuk sekedar mengetuk pintu hidayah. Subhanallah, Alloh Maha Kuasa, Alloh Maha berkehendak....tiada Tuhan selain Alloh dan Muhhamad adalah utusan Nya. ........(in memorial in PP Nurul Jadid, 17 Juni 1993)....24 September 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Enggih...leres ajunan. Genika kisah nyata
Enggih...leres ajunan. Genika kisah nyata
Enggih...leres ajunan. Genika kisah nyata
Enggih...leres ajunan. Genika kisah nyata
Enggih...leres ajunan. Genika kisah nyata
Enggih...leres ajunan. Genika kisah nyata
Enggih...leres ajunan. Genika kisah nyata
Enggih...leres ajunan. Genika kisah nyata
Enggih...leres ajunan. Genika kisah nyata
alhamdulillah mendapat perlindungan dariNya,,,,, tulisannya bagus bu membawa pembaca seakan2 melihat kejadiannya scr langsung, sukses bu
Inggih Bu, ini kejadian nyata sekian tahun silam. Semalam sebuah pesantren terbakar, membawa kenangan ini kembali terngiang. Terimakasih sudah berkunjung
Alhamdulillah bisa melalangbuana di pondok pesantren Bu.
Inggih.... Saya SMA iya di pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo...terimakasih sampun berkunjung
Alhamdulillah masih diberi selamat bunda, semoga diberi kekuatan lebih dan lebih untuk umat bunda..bermanfaat dunia akherat
Aamiin
Terimakasih sudah mampiir
Menginspirasi... Seperti kisah nyata