Yeti Chotimah

Yeti Chotimah, saat ini menjadi guru di SMPN 3 Rogojampi Banyuwangi Jawa Timur. Motto "Menjadi guru adalah pilihan, mengabdi kepada masyarakat adalah kewajiban"...

Selengkapnya
Navigasi Web

PANDEMI.....NGABUBURIT YOOOK 1

Saat ikut webiner pepustakaan pagi tadi yang bertajuk ”Menuju SDM Unggul Indonesia”, salah satu pembicara menyampaikan jika perpustakaan merupakan jantungnya ilmu. Ya, tentunya apa yang disampaikan merupakan hal yang tidak bisa dibantah lagi. Karena buku merupakan sumber primer yang keabsahannya sudah dipertanggungjawabkan melalui edittor bahasa, edittor isi sampai dengan bedah buku. Sehingga buku merupakan sumber yang layak kita jadikan materi dalam pemenuhan informasi yang dibutuhkan. Tidak hanya di bidang pendidikan, berbagai sektor baik ekonomi, politik, sosial, budaya dan sebagainya membutuhkan buku sebagai penopang kegiatan sehari hari. Seluruh sektor yang sudah tersebutkan, juga membutuhkan dokumentasi yang tidak cukup dalam bentuk foto, tetapi perlu dituliskan menjadi sebuah buku.

Hari kunjung perpustakaan telah ditetapkan oleh Presiden RI ke-2 yakni Bapak Soeharto. Hal ini didasarkan dari surat yang dikirim oleh Kepala Perpusyakaan Nasional RI Nomer 020/A1/VIII/1995. Tepatnya pada tanggal 19 Agustus 1995 kepada Presiden RI. Selanjutnya Bapak Soeharto yang memberi perhatian penuh kepada perpustakaan, menetapkan dan meresmikan pada 14 September 1995. Sejak itu, 14 September diperingati oleh bangsa Indonesia sebagai “Hari Kunjung Perpustakaan”.

Dari seluruh Indonesia, tercatat 160 –an ribu perpustakaan se Indonesia. Yang terbanyak, diantara sekian ribu perpustakaan tersebut adalah perpustakaan sekolah. Namun sayang, berdasarkan laporan PISA dirilis pada Selasa 3 Desember 2019, skor membaca Indonesia berada pada peringkat 72 dari 77 negara.Padahal dengan dirilisnya “Merdeka belajar” yang mengedepankan kecerdasan literasi dan numerasi, tentu membutuhkan kerjakeras untuk menumbuhkan minat baca. Minat baca yang dimaksud tidak hanya sekedar kemampuan membaca, namun kemampuan memahami bacaan, menganalisa konsep dibalik bacaan dan angka tersebut. Membaca hal tersebut, membuat saya sebagai guru perlu kembali jenggirat tangi utnuk belajar dan terus belajar, bagaimana caranya untuk menumbuhkan minat baca saya kembali juga minat baca siswa sisiwi minimal anak saya sendiri.

Sayapun memanfaatkan masa pandemi ini untuk berburu pada guru-guru senior dibidang tulis menulis. Saya mendatangi mereka, utamanya yang sudah berusia lanjut. Diantaranya saya berkunjung di rumah sesepuh budayawan sekaligus penulis yakni Bapak Hasnan Singodimayan di kampung Singotrunan Banyuwangi Jawa Timur. Anang Hasnan di usia 84 masih sangat produktif. Beliau pernah mendapatkan apresiasi berupa penghargaan untuk setiap cerpennya yang best seller. Penghargaan tersebut dari Mentri Pendidikan kala itu, tepat di bulan September 2018. Ada keprihatinan menyirat dalam benaknya, Anang Hasnan menyampaikan betapa peminatan menulis buku sudah mulai tumbuh, namun sayangnya kurang diimbangi dengan peminatan baca. “Banyak penulis lokal bahkan dari luar kota datang ke Banyuwangi untuk menulis tentang Banyuwangi, tetapi mereka jarang yang sudah membaca tentang Banyuwangi.” ujarnya.

Ya, saat itu serasa saya kena tampar oleh beliau. Betapa tidak, keegoan saya untuk menulis buku dan membaca buku selama ini, kurang saya imbangi dengan bagaimana menggairahkan minat baca. Di sekolah saya sendiri, sosialisasi literasi sudah dilakukan dalam bentuk aplikatif. Contoh dalam literasi sosial, siswa saya minta mengenali uang rupiah yang dimiliki oleh Republik Indonesia. Ya, saya minta mereka menggambar detail satu muka mata uang saja. Rasanya kala itu sudah senang, siswaku pada akhirnya mau memperhatikan uang yang sedang mereka gambar. Namun itu ternyata perlu diperbaiki, mereka juga selayaknya mendapatkan informasi dalam bentuk bacaan. Agar mereka tidak hanya memperhatikan satu mata uang saja, tetapi mengenal sebagian atau seluruh mata uang rupiah Republik Indonesia.

Hal itu mungkin bisa jadi tahun ajaran baru depan bisa saya perbaiki. Karena masa pendemi yang tidak memungkinkan untuk siswa bisa masuk ke sekolah dan meminjam buku.Meskipun setiap satu minggu sekali saya menyiapkan jadwal agar siswa bisa meminjam buku, ternyata tidak banyak yang datang. Saya yang tahun ini kembali menjadi koordinator perpustakaan Ki Hajar Dewantara SMPN 3 Rogojampi, selama ini mempunyai banyak mimpi tentang perpustakaan, diantaranya perpustakaan digital.

Perpustakaan dengan pelayanan prima. Dimana kebutuhan tehnologi dan IT diterapkan didalamnya. Karena saat ini, siswa sudah lebih fokus pada gadgetnya, tentu akan lebih mudah jika mereka bisa mengakses e-book milik sekolah. Apalagi saat masa pandemi seperti ini, e-book merupakan langkah aman untuk mengakses jantung ilmu. Bahkan promosi buku baru melalui wa grup bisa menjadi alternatif dalam memancing minat baca siswa.

Tahun ini, perpustakaan Nasional RI menempatkan sarana perpustakaan sebagai jantung ilmu dan pembuka jalan menuju jendela dunia, sebagai salah satu prioritas nasional. Nah, jangan lupa sempatkan waktu ke perpustakaan dimanapun kita berada. Karena saat ini pojok baca ada di banyak tempat. Bahkan di tempat umum, baik itu terminal, cafe dan pasar juga tiap balai desa dan PKBM. Tapi..... tetap terapkan protokol kesehatan ya !.. yuuk ngabuburit ke perpustakaan!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin. Terimakasih karena sudah mampir

14 Sep
Balas

Terwujud, Aamiin...Selalu sehat, sukses terus dan Barakallah yaa Bu Yetty

15 Sep
Balas

Semoga lekas terwujud. Amin. Semangat berliterasi, sukses selalu.

15 Sep
Balas

Assalsmualaikum Bu Yeti.Semoga perpustakaan digitalnya cepat terwujud. Aamiin.Salam literasi.

14 Sep
Balas

Bagus bunda...semoga rencana bunda mendapat ridho-Nya...Aamiin.Semangat bun...

14 Sep
Balas

Amin terimakasih eusud berkunjung

14 Sep



search

New Post