Pagi ini membuka mata rasanya sangat malas, membayangkan banyak sekali pekerjaan rumah dan beberapa tugas sekolah yang belum aku rampungkan, ditambah dengan perutku rasanya melilit dan perih akibat lambung akut yang aku derita, baru seminggu lepas infus dan badan terasa masih sangat lemas.

Terdengar sayup sayup dari pojok musholah anak anak mengaji Bahagia rasanya pembiasaan dari kecil yang kuterapkan tak mereka lupakan, bergegas ku kekamar mandi lalu sibuk didapur menyiapkan segala kebutuhan keluarga, setelah semuanya selesai melihat anak dan suami berangkat rasanya sudah lega, lanjut menutup segala pintu rumah segera kuberanjak menuju sekolah.

“ Pagi Bu…”sambutan Shella dan veve cukup ramah, senyumnya membuatku bersemangat, mereka adalah salah satu anakku disekolah, mengambil tasku dan dibawanya menuju kelas adalah kebiasaan muridku, merasa sangat diperhatikan melihat mereka membawa tas kerjaku sambil berperan seolah mereka guru dan sesekali tersenyum.

Dikelas kali ini kami akan membuat Puisi ku ambil dengan tema lingkungan hidup, setiap siswa kuwajibkan membuat 1 puisi, kuberikan gambaran dan beberapa contoh puisi lingkungan hidup melalui tayangan power point yang telah ku siapkan, mereka tampak antusias sekali dan sangat Bahagia, namun ada juga yang menampilkan wajah bingung setelah kudekati alasan kebingungannya membuatku tersenyum “ Saya bisa bu buat puisi tapi puisi cinta “.ach…. mereka telah mengenal apakah itu cinta kelas 5 aku sedikit geli mendengarnya karena diusiaku dulu kelas 5 adalah masa dimana aku masih sibuk bermain dan menghafalkan deretan butir butir Pancasila.

Deretan buku karyaku Bersama siswa yang belum sempat ku bukukan masih berjejer rapi, semoga ada rejeki lebih supaya aku mampu mewujudkan kelas literasi lalu berharap suatu saat nanti sekolahku menjadi sekolah literasi,lagi lagi impianku terlalu melambung tinggi, untuk saat ini biarkan ku eja waktuku Bersama murid muridku memulai semua dari nol melakukan yang terbaik dan bak meniti anak tangga kulakukan satu per satu mewujudkan kelasku sebagai kelas literasi.

Mereka sangat senang mengerjakan tugas, ada yang sesekali tersenyum setelah membaca ulang hasil karyanya, 29 siswa artinya kami sudah memiliki 29 puisi dan genap 30 beserta karyaku jika kuberikan satu tugas lagi dengan tema yang sama maka sudah ada 60 halaman buku, sudah bisa menjadi buku antologi Bersama muridku, begitulah keinginan terpendamku selama ini.agar setiap siswa yang berada dikelasku mampu menorehkan dan memijakkan tintanya di buku antologi kelas kami.

Kini saatnya mereka membacanya didepan kelas, ku pinta satu persatu muridku menampilkan puisinya, mereka Bahagia melihat Ketika temannya membacakan puisi dengan intonasi dan raut wajah yang beraneka, sangat menhgibur dan membuatku takjub akan tingkah mereka. tertarik oleh karya si cantik Dara ini baru sekali kuberikan tugas membuat puisi namun hasilnya sangat membuatku bangga, beginilah hasil karya Dara :

Lingkungan Hidup

Oleh : Dara

Pesonamu membuatku takjub

Warnamu yang cantik menawan

Membuatku sungguh kepalang

Juntaian gunung, hewan,tumbuhan begitu rupawan

Sedang disamping gubuk kecilku

Ibuku menanam beberapa tanaman

Walau tak semuanya tumbuh

Setidaknya ada beberapa yang membuatku Bahagia

Mawarku…

Tumbuh merah merekah

Harumnya membuatku teringat parfum Guru

Membuatku nyaman bersamanya

Teruslah tumbuh tanamanku

Lengkapi alam ini

Teruslah mekar mawarku

Membuatku tersenyum setiap hari

Hari ini kututup kelas dengan senyum yang paling indah, kuberikan reward pada setiap anak dengan memberinya satu bunga pada pohon literasinya, hal ini karena mereka telah membuat karya puisi, mereka tampak berebut meletakkan bunga pada pohon literasi masing masing, harapanku adalah semoga kelak mereka mampu mengembangkan literasinya dengan baik dan bermanfaat bagi semua orang.

Bondowoso, 09-10-2021

@Ichavelia_yetieka

@tantanganmenulis

@day2