Mendung menyelimuti, ada rasa malas dalam diri namun harus tetap kulawan demi sang pujaan hati dan kedua buah hati Aurel dan Ugie, kusiapkan seduhan kopi, susu dan pisang goreng hangat melengkapi rerintik gerimis pagi ini, ada sedikit kesal karena rencana menikmati pesona pantai Boom dan hutan D djawatan akan terlewatkan.rasa rasanya gagal pulang kampung di cuaca begini.

"Ayah... Kita gagal ya kerumah nenek?." Tanya Aurel dengan nada memelas. dan sang Ayah hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala lalu beranjak ke ruang tamu. Melihat prilaku Sang Ayah suasana rumah menjadi sunyi seketika, kami memandang langit berharap tak lagi menangis. Aku tahu benar bagaimana perasaan Aurel saat ini, bibirnya seakan maju karena cemberut. Sedang Abang Ugie asyik dengan Ayah diruang tamu.

Terdengar suara Ayah dari ruang tamu memanggil Aurel, kami bergegas menyusul meski dengan langkah lemas, apalagi hujan semakin deras.ternyata Ayah menyiapkan game seru, rasanya senang sekali melihat anak anak tak lagi bersedih, nampak deretan makanan tersusun, dilengkapi dengan beberapa kertas berisi perintah seru.mereka bermain bergantian sambil menggelindingkan kaleng bekas minuman. tanpa sadar aku berteriak menyemangati, kali ini Aurel mendapatkan baris kertas berisi uang 20 ribu, kami semua bersorak gembira sampai kurasakan satu tamparan hangat mendarat di pipiku dan akupun terbangun.

Ichavelia,010622