Sungguh betapa elok parasnya Menyatu dalam nadi penuh rasa Merah merekah bak senja merenjana Merah rambutan pertanda telah lewati usia

 

Kau hadir dalam diam dibalik pohon rambutan nan bisu Kita belum saling mengenal kala itu Hatiku beku bak tertusuk sembilu Menatap dirimu dalam diam terpaku

 

Cin, inikah hadirmu dalam genggaman Sedikit menyipit datang dengan harapan Kita belum tahu senyum yang akan datang Memberi bahagia sisa dari  ceceran jalanan yang terbuang  

 

Merah rambutan pertanda matang Merah matanya tanda sehabis bergadang Kau menembang lagu dalam sunyi menentang Mengharap manisnya buah rambutan yang kau pegang.

 

  Tangkai penuh cabang dengan wajah berjambang Memandang semua orang dengan riang Berharap memberi tenang saat kau datang Lalu kembali hilang dengan sepi berlinang.     Cin, diammu gamang Tak ada ragu akan halangan Tak ada gentar akan semua cibiran Tiada mundur bersama pecundang

 

Karena kau adalah ranting yang memberiku tenang walau dalam diam

@Yeti Eka Wulan Purnama

@Ichavelia Van Suci