MIMPI INDAH GITA (Part 2)

Oleh: Yeti Prihantini

Lamunan Gita kembali pada peristiwa beberapa puluh tahun yang lalu. Tepatnya 30 tahun saat Gita dan Bram masih jalan bersama. Bram selalu mengantar Gita berangkat bekerja setiap pagi. Tiba-tiba lamunan Gita buyar ketika Hp-nya berbunyi, ada panggilan masuk. Bram. Gita langsung mengangkatnya dengan senyum ceria. Ketika telpon, mereka berdua bingung mau ngomong apa? Kaku pertama kali telpon walaupun akhirnya suasana itu akhirnya cair juga. Obrolan manis diselingi canda tawa menghiasi ruangan mereka yang terpisah oleh jarak, ruang dan waktu.

Bahkan kadang obrolan mereka sampai larut malam, walaupun masih malu-malu dan tidak saling mengakui tak terasa api asmara mulai tumbuh diantara mereka berdua. Antara takut untuk menyakiti dan tersakiti Gita pernah menyampaikan komitmen utuk tidak bertemu dengan Bram. Gita takut akan jatuh cinta dan akan merusak pondasi rumah tangga mereka masing-masing yang telah dibangun dengan penuh perjuangan. Gita sampai menangis malam itu ketika Bram menelponnya. Dengan penuh kelembutan Bram mampu meyakinkan Gita bahwa mereka berdua akan baik-baik saja dan tujuan pertemuan mereka adalah untuk menyambung persaudaraan yang selama ini sempat terputus. Gitapun mengiyakan kata-kata Bram dan mereka tetap saling menghubungi satu sama lainnya. Karena kebiasaan inilah api yang dulunya kecil menjadi semakin membara. Keduanya tidak menyadari dan sepertinya mereka terbawa arus air yang mengalir begitu derasnya.

Tidak hanya telpon saja, sekarang Bram sudah mulai berani mengajak vidio call. Keduanya tanpa kata memandang satu sama lainnya, entah apa yang ada di dalam pikiran mereka masing-masing. Terlihat seperti rasa rindu yang mereka pendam selama bertahun-tahun. Tak ada kata-kata yang keluar dari mulut mereka berdua, hanya kedua mata mereka yang saling memandang penuh arti.  Lucu juga rasanya jika melihat tingkah polah Gita dan Bram. Begitu selalu terjadi berulang-ulang. Sekarang Bram kadang tidak meminta ijin kalau mau telpon ataupun vidio Call, Gita dengan senang hati juga selalu mengangkat telponnya. Mereka berdua sudah tahu jadwal masing-masing kapan waktu dan saatnya yang tepat untuk menghubungi. Api asmara rupanya telah tumbuh di hati mereka berdua.

Pagi itu Bram menelpon Gita, “Halo, selamat pagi”. Terdengar suara tegas yang membuat jantung Gita berdegup kencang. “Halo, selamat pagi juga”, jawab Gita dengan lembut. “Ketemuan yuk, besuk aku libur nich”, kata Bram diiringi tawa yang membuat hati Gita jadi melayang. Gita menjawab dengan penuh hati-hati,”Jangan ach ,,,, aku takut dan memang tidak sepantasnya kalau kita ketemu”. “Gitu ya? Kangen nich,,,pengen lihat saja tidak lama kok”, Bram mengulangi keinginannya. Gita menolak ajakan Bram dengan alasan yang lembut dan Bram bisa menerima alasan Gita. Obrolanpun berlanjut kembali. Kadang saling mengingatkan kejadian lucu yang sudah mereka alami ketika masih jalan bersama. Indahnya dunia saat ini, seolah-olah penuh bunga yang mewarnai hari-hari mereka berdua.

Bersambung....

#30hariberceritagbm#hari5