Hujan
Tantangan Gurusiana Hari ke 85
Oleh: Yetradevi, S.Pd
Guru SMPN 5 Bukittinggi
Sore itu hujan turun sangatlah lebatnya. Semua ativitas terhenti. Dirumah pun karena pekerjaan rumah sudah selesai siang tadi hanya duduk manis sambil menikmati bunyi hujan jatuh di atas atap. Entah dari mana mulanya, aku teringat akan tips cara menulis yang di berikan oleh pak Leck sebagai nara sumber dahulu waktu ikut pelatihan di MWC 3 di Bukittinggi Suamater Barat. Pak Leck menjelaskan cara memulai menulis dengan mengambil gelas minum tinggal setengah gelas yang dihidangkan panitia. Pak leck bertanya,”apa yang menjadi asumsi bagi bapak ibu air yang bersisa setengah gelas ini?” Bermacam-macam penjelasan yang di peroleh dari anggota pelatihan. Pak leck menjelaskan kalau air setengah dalam gelas dapat di buatkan suatu cerita misalnya: 1. Sudah diminum oleh tamu. 2. Panitia memang mengisi setengah gelas. 3. Tertumpah karena tersinggung oleh tamu. 4. Dibuang setengah oleh tamu 5. Sudah habis diminum tamu, panitia menambahkan setengah gelas lagi.
Hujan, ya hujan dapat dijadikan seseorang tema dalam membuat tulisan berupa ilmu pengetahuan berupa hasil dari siklus air atau siklus Hidrologi yang terus berputar dari atmosfir bumi kembalai ke atmosfer bumi melalaui beberapa tahapan yaitu penguapan, kondensasi( pembentukan partikel air membentuk awan), Adveksi ( perpindahan awan) dan terakhir Presipitasi( mencair awan turun berua hujan). Skema siklus air adalah; Uap air.....awan.....hujan.....aliran air
Sebagai orang seniman, kata-kata hujan dapat juga dibuatkan dalam bentuk pantun jenaka. Ingat pantun jenaka yang isinya: “Hujan sangatlah lebatnya, namun kambing mengepit payung”. Begitu pula seniman dibidang senimusik. Bermacam judul lagu bertemakan hujan di ciptakan sejak zaman dulu sampai sekarang. Bagi kalangan remaja yang sedang dimabuk asmara atau sedang putus cinta. Misalnya pencipta lagu minang mengisahkan tentang ratapan seorang pemuda ditinggal kekasih, ingat akan kekasih saat sepayung berdua. Begitu para seniman muda di era 80-90. “Yang hujan turun lagi” adalah penggalan kalimat dalam lagu ciptaan Obbie messakh. Sehingga para pemuda zaman itu apabila hari sudah hujan, kata-kata “Yang Hujan Turun Lagi” menjadi pameo bagi anak muda untuk merayu sang gadis. he..he. selain itu banyak judul lagu yang betemakan Hujan.
Waktu aku masih duduk di TK, judul lagu yang menjadi lagu favoritku adalah “Tik-tik bunyi hujan”. Mungkin teman teman semua ada lagu favoritnya atau kisah tentang hujan dan pengalaman yang tak terlupakan saat hujan. Saat hari hujan inilah memori lama kembali muncul. Supaya tidak kedinginan saat hujan mari kembali nyanyikan lagu kenangan teman semua
Sore yang dingin
Bukittinggi, 28 Agustus 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ayoo buu...mari bernyanyi hujan turun di atas genteng. Keren buu
Mari bunda nyanyi
Mantap Bu.... Semoga selalu bermunculan ide-ide segar. Sukses selalu Bu.
Terima kasih bapak
Tiktiktik bunyi hujan di atas genting. Keren reportasenya bu. Barokallah
Terima kasih bunda
Hujan, lukisan alam nan indah. Salam literasi, sukses selalu.
Benar.bunda , salam literasi.kembali
Mari bunda kita duet hehee... Hujan di hari Minggu. Sukses selalu.salam literasi
Mari bunda Salam literasi kembali
Salah satu anugrah sang Ilahi...hujan...
Iya bunda patut kita syukuri