Koneksi Antar Materi Modul 3.1.
Koneksi Antarmateri Modul 3.1
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Oleh Yetrie Octavury, S.Pd., M.M.
Calon Guru Penggerak Angkatan 7
Kabupaten Ogan Komering Ulu
“Pendidikan bukan persiapan untuk hidup tapi pendidikan adalah hidup itu sendiri (John Dewey)”
Dari kalimat di atas sangat menyentil kalbu saya bahwa tidaklah perlu banyak menuntut kepada murid, namun perlu mengajarkan nilai-nilai yang akan tertanam dalam diri murid sebagai bekal mengarungi masa depannya nanti. Tujuannya untuk apa? mendapat keselamatan dan kebahagiaan dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin makhluk di muka bumi. Mampu mengambil keputusan yang bersandar pada nilai-nilai kebajikan, serta bijaksana.
Hasil pembelajaran yang diterima murid akan sangat berpengaruh dengan keputusan yang akan diambil. Begitupun bagi seorang guru, jika guru tersebut memiliki nilai-nilai kebajikan yang menghiasi hidupnya maka keputusan yang diambil akan berpihak pada yang benar dan berpihak pada murid. Guru sebagai pemimpin pembelajaran, harus mampu memoles murid-muridnya agar tersirami qalbunya dengan nilai-nilai kebajikan universal. Tentu hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tauladan di tengah-tengah murid, baik ketika di dalam kelas maupun di lingkungan lainnya.
A. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Bapak pendidikan yang tak pernah lekang dengan waktu dan tak tergantikan dengan zaman. Ruh pendidikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan Bapak Ki Hajar Dewantara (KHD), yang memiliki nama asli Soewardi Soerjaningrat sejak tahun 1992. Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladhan memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru, itu harus memberikan tauladan atau contoh praktek baik kepada murid. Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Gru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani. Pratap Triloka dikenal dengan semboyan Ing ngarso sung tuludo, ing madya mangun karso, Tut wuri handayani. Semboyan ini memiliki arti bahwa "di depan memberi teladan", "di tengah membangun motivasi", dan "di belakang memberikan dukungan". Keputusan yang diambil oleh seorang guru tentu akan mempertimbangkan nilai-nilai kebaikan yang ada dalam dirinya. Pengambilan keputusan yang dapat membangun motivasi murid untuk terus maju dalam mewujudkan impiannya. Serta memberikan dukungan penuh terhadap usaha murid untuk terus menjadi lebih baik sebagai makhluk yang bermanfaat bagi orang lain.
Untuk itu kecakapan yang harus dimiliki seorang guru agar dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman adalah keterampilan mengelola emosi dan coaching. Komunikasi akan mudah, lembut, dan lancar, enak didengar murid, tentu menggunakan bahasa kasih sayang. Sentuhan bahasa kasih yang setiap murid akan berbeda. Sering pula ditemukan anak yang bermasalah di kelas, kemampuan menjadi seorang coach akan sangat dibutuhkan dalam hal ini. Di sini dapat berperan sebagai motivator dan memberi dukungan penuh atas keputusan yang diambil murid. Salah satu model coaching adalah model TIRTa (Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan Tanggung jawab). Model coaching ini, dapat digunakan seorang guru dalam menuntun murid menemukan potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat memanfaat cara komunikasi positif melalui pertanyaan yang reflektif, dimana akan menstimulasi murid melakukan metakognisi. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga akan membantu murid berpikir secara kritis dan mendalam. Sehingga, murid dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Murid akan mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Melalui coaching keputusan yang telah diambil dapat dikaji lagi dengan merefleksi kembali apa yang sudah diputuskan. Sebuahputusan yang dapat dipertanggungjawabkan karena setiap keputusan yang diambil sebagai pemimpin pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan masa depan murid. Keputusan yang tetap berlandaskan asas filosofi KHD, mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal. Guru yang ditiru dan digugu berupaya memantaskan dirinya agar memberikan tauladan baik, sehingga pancaran nilai kebajikan dalam dirinya akan berimbas pada anak muridnya yang sedang menjalani proses menuju keselamatan dan kebahagiaan.
B. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Dalam pengambilan suatu keputusan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita. Nilai-nilai bagaikan gunung es yang hanya terlihat kecil dipermukaan air tetapi merupakan bagian yang besar di dalam alam bawah sadar kita. Maka penting untuk memupuk nilai-nilai positif dalam diri kita yang nantinya akan menjiwai setiap keputusan yang kita ambil. Guru dalam menjalankan perannya ini, akan berhadapan dengan masalah yang menuntut pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang beretika dan bijaksana. Terkadang tidak bisa dihindarkan apakah nanti akan ditemukan pada dilema etika (benar lawan benar) atau bujukan moral (benar lawan salah).
Prinsip yang dapat dipegang dalam mengambil keputusan menghadapi dilema etika ada tiga, yaitu berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli.
Sejalan dengan nilai dalam diri guru penggerak yang saya buat dengan akronim MarkiBe, yakni Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, inovatif, berpihak pada murid. Ketika mengambil suatu keputusan kita diharuskan mampu berpikir kritis, reflektif, dan berpihak pada murid. Hal ini akan menunjang keberhasilan dan ketepatan dalam pengambilan keputusan.
C. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya. Materi Coaching pada pendidikan guru penggerak ini sangat berguna dalam menjalankan peran sebagai guru. Iya salah satu peran guru penggerak adalah menjadi coacah bagi guru lain, serta menjalar pula pada murid. Ilmu ini merupakan skill yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu problem yang ditemui, baik diri sendiri maupun orang lain.
Apabila dikaitkan dengan pembelajaran yang merdeka, hal ini tentu menjadi penuntun murid dalam menggapai keberhasilan pembelajaran di kelas. Pentingkah ini di sekolah? Tentu sangat penting. Prinsip coaching menuntun guru maupun murid menemukan solusinya sendiri. Hal ini akan mendorong mereka dapat menemukan potensi yang terpendam. Pertanyaan-pertanyaan yang berbasis coaching akan menuntun coachee mengambil keputusan sendiri dan dapat dipertanggung jawabkan.
D. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?
Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika diperlukan kesadaran diri atau self awareness dan keterampilan berhubungan sosial untuk mengambil keputusan. Kita dapat menggunakan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji legalitas untuk menentukan apakah masalah tersebut termasuk bujukan moral yang berarti benar vs salah ataukah dilema etika yang merupakan permasalahan benar vs benar. Apabila permasalahan yang dihadapi adalah bujukan moral maka dengan tegas sebagai seorang guru, kita harus kembali ke nilai-nilai kebenaran. Persiapkan terlebih dahulu diri kita saat di kelas menjadi pribadi yang memikat, baru bisa menyelami dunia mereka, serta dapat satu frekuensi dengan mereka. Kehadiran guru di dalam kelas dapat diterima dengan baik, materi pelajaran akan mudah diserap dan termotivasi untuk menakhlukkan tantangannya. Serta, yang terpenting terjalin komunikasi yang terbuka, sehingga mampu mengabil keputusan yang disepakati bersama-sama dengan gembira dan tanpa tekanan. Seorang murid tentu akan mampu mengambil keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan dalam menghadapi masalahnya, dengan didampingi oleh guru atau mandiri. Iya, guru berperan penting melatih dan menyediakan kesempatan pada mereka berlatih mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana. Oleh karena itu guru sangat penting memahami aspek sosial dan emosionalnya agar mampu mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana dalam menyelesaikan kasus yang termasuk dilema etika di lingkungan sekolah atau kelas. Jadi kemampuan seorang guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.
E. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
Kehidupan ini tidak akan terlepas dari masalah, entah itu dilema etika maupun bujukan moral. Kehidupan di lingkungan sekolah lebih lagi, karena berhadapan dengan orang banyak dan dari latar belakang yang beragam. Seorang guru sangat memerlukan keterampilan dalam menjalin hubungan sosial dan mengambil sebuah keputusan. Suatu hal yang lumrah, jika masih mengalami kesalahan jika belum mendapatkan ilmunya. Melalui pendidikan guru penggerak ini saya bersyukur bisa mendapatkan ilmu tentang bagaiamana mengambil keputusan yang tepat. Oleh karena itu, ketika saya harus menghadapi masalah dan diminta mengambil suatu keputusan, insya Allah akan menggunakan rumus 4,3 dan 9. Saya akan mengkajinya dengan menelisik nilai-nilai kebajikan mana yang bertentangan, kemudian menelususri siapa yang terlibat, serta akan melakukan pengujian benar lawan sala, benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi dengan menggunsksn 3 prinsip pengambilan keputusan, akan menginvestigasi apakah unsur opsi trilema, baru mengambil keputusan, dan yang terakhir mengujinya dengan melihat lagi dan merefleksi keputusan yang diambil. Kita harus memegang teguh tujuan memuliakan murid, berpihak pada murid, meningkatkan kualitas pembelajaran, serta dapat dipertanggung jawabkan. Tentu hal ini akan sangat dipengaruhi oleh latar belakang nilai-nilai yang dianut oleh seorang guru tersebut. Jika baik budinya maka keputusan yang diambil akan berpihak pada murid dan dapat dipertanggung jawabkan, pun sebaliknya.
F. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Guru sebagai pemimpin pembelajaran akan bersentuhan dengan pengambilan keputusan, suka atau tidak suka. Sebuah pengambilan keputusan diharapkan mampu membuat kondisi aman, nyaman, dan kondusif. Pengambilan keputusan yang tepat tentu harus dilatih dengan pedoman yang sesuai instrumen pengambilan keputusan yang berdampak pada murid di sekolah. Langkah pertama, guru harus mampu membedakan apakah kasus yang dihadapi merupakan dilema etika atau bujukan moral. Setelah jelas dilema etika, lakukan pengujian selanjutnya, agar sampai pada pengambilan dan pengujian keputusan yang telah diambil. Ingat, insturmen yang harus dipegang dalam mengambil keputusan adalah sembilan langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan, dimana didalamnya terkandung nilai-nilai universal, empat paradigma pengambilan keputusan, serta tiga prinsip pengambilan keputusan. Sehingga pada akhirnya peran guru sebgai pemimpin pembelajaran akan mampu menciptakan lingkungan positif, kondusif, aman, dan nyaman untuk murid serta lingkungan sekolah pada umumnya.
G. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Hidup tak akan pernah tanpa masalah. Seorang guru pasti akan terus menemui masalah dalam peran yang dilakoninya. Guru satu dengan yang lainnya akan berbeda dalam memandang masalah yang dihadapi, tergantung kecerdasan mengatasi masalah yang dimilikinya. Hal ini akan bertemu pula dengan tahap pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, serta berpihak pada murid. Tentu keterampilan menganalisis setiap kasus yang dialami akan berpengaruh dengan pengambilan keputusan terhadap kasus yang dihadapi. Guru sebagai pemimpin pembelajaran tidak boleh terjebak, akibat dari kurang mampu menelaah situasi kasus yang dihadapi. Iya, harus mampu membedakan apakah bernilai benar dan benar atau bernilai benar dan salah (sebuah dilema etika atau bujukan moral semata). Pengambilan keputusan harus dilakukan jika kasus merupakan dilema etika, tentu dengan berpegang teguh pada instrumen yang benar. Pengambilan keputusan terkadang sulit dilakukan karena terbentur dengan perubahan paradigma atau budaya yang berlaku di lingkungan sekolah. Kebiasaan yang menjadi budaya akan tidak mudah diilakukan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan ini. Harus dengan kehati-hatian, karena akan menyakiti banyak pihak/ pihak yang terlibat. Tentu disadari atau tidak sebuah keputuasn tidak dapat mengakomodir kepentingan semuanya, bahkan mungkin akan menyakiti pihak tertentu. Pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid tentu belum matang sempurna. Minimnya kemampuan ini akan mempengaruhi keputusan yang akan kami ambil. Namun, kekhawatiran sya tentang hal ini akan kami benahi denagn selalu belajar dan berpegan pada insturmen yang tepat dan jelas. Intinya pada titik tekan berpihak pada murid, menignkatkan kualitas pembelajaran murid, serta dapat dipertanggung jawabkan. Ini sebuah pegangan dalam pengambilan keputusan yang akan diambil dalam menajlankan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran.
H. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Perubahan paradigma tentang pendidikan yang memuliakan murid tentu mempengaruhi pola pengajaran di kelas. Guru selama ini menuntut terlalu banyak karena tuntutan dari kurikulum yang luas, akan berubah menjadi menuntun murid dalam mengambil perannya di kelas. Merdeka belajar intinya belajar yang berpihak pada murid, yang memperhatikan kebutuhan belajar murid. Oleh karena itu, keputusan yang diambil sesuai dengan filosofi tersebut mengisyaratkan menemani murid sesuai kemampuan atau kodrat alam maupun zamannya. Kehadiran guru di dalam kelas, mengajak murid menyadari potensinya, menambah kepercayaan dirinya, menjadi temannya, serta menggali potensi terbaiknya. Murid berani mengemukakan pendapatnya, mendesain tugas projek sesuai bakatnya, mengambil peran aktif di kelas, serta mampu mengambil keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga, tujuan yang ingin dicapai yaitu keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya akan dapat terwujud.
I. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran harus berpihak pada murid. Bagaimana seoarng guru harus memperhatikan apa yang dibutuhkan murid. Suatu keputusan yang kita ambil sudah mempertimbangkan kebutuhan murid maka dapat dipastikan murid mampu menggali potensi yang ada dalam dirinya. Guru sebagai pemimpin pembelajaran dapat memberikan pembelajaran yang sesuai denga kebutuhan belajarnya dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Apabila keputusan yang diambil berpihak pada murid, memperhatikan kebutuhan murid, akan dapat menambah rasa percaya diri murid, ketenangan batin murid dalam menuntut ilmu, dan pada akhirnya akan berhasil menghadapi setiap tantangan di masa depannya, tidak mudah menyerah, bijaksana, serta menemukan kesuksesan yang dapat bermanfaat bagi orang banyak.
J. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran.
Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being). Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila. Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkan pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.Pada saat kita mengambil keputusan kita jangan terbujuk oleh bujukan moral, dan harus hati-hati dalam menentukan langkah pengambilan keputusan dari berbagai situasi dan kondisi yang ditemui.
Hal inipun akan dapat dilakukan apabila paradigma kita sudah sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara yang selaku guru dapat menuntun murid sesuai kodratnya dan menghamba pada murid. Kajian tentang pembelajaran yang sesuai kebutuhan murid akan mudah dilakukan jika paradigma ini sudah ada dalam diri guru, serta guru tersebut memiliki visi dan misi yang jelas berpihak pada murid.
Barangsiapa tidak mau merasakan pahitnya belajar, dia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya. Imam Syafi’i Rahimahullah
Dokumentasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar