Yeyen Afrika,S.Pd.I

Saya seorang guru Guru Kelas SD yang mengajar di Kabupaten Solok, saya berusaha untuk bisa juga menulis seperti guru-guru yang hebat dan seniorku...

Selengkapnya
Navigasi Web
Arti Kebahagiaan (Menulis Hari ke-102)

Arti Kebahagiaan (Menulis Hari ke-102)

Arti Kebahagiaan (Menulis Hari ke-102)

Kalau kita berbicara mengenai kebahagian, pastilah setiap kita atau siapapun orangnya bila ditanya pasti sangat menginginkan kebahagiaan. Namun arti kebahagian setiap kita itu pasti berbeda-beda satu sama lainnya. Ada yang merasa bahagia ketika memiliki harta lebih walau sebetulnya merasa itu belumlah cukup baginya.

Bahagia adalah pilihan, keputusan yang lahir dari hati setiap manusia. Dicari, diperjuangkan dan dinikmati dalam kehidupan kita. Arti kebahagiaan bagis etiap orang memang tak selalu sama karena kebahagiaan sering dipersepsikan sebagai ketercapaian atas sesuatu yang kita inginkan, kesuksesan atau kesempurnaan. Dan ada juga yang merasa kebahagiaan itu karena memiliki jabatan atau karier walaupun demikian masih belum puas rasanya atas apa yang sudah dimilikinya dan masih ingin mengejar dan meraih jabatan yang lebih tinggi lagi dari apa yang sudah ia miliki itu.

Ada lagi yang merasa bahagia karena memiliki istri atau suami yang cantik atau tampan walau sebenarnya di dalam hatinya ada perasaan was-was, jangan-jangan nanti ada orang lain yang menggoda istri atau suaminya.

Itu semua kebahagian yang bersifat materi. Namun, biasanya akhir kehidupanya mereka begitu tragis, banyak dari mereka mengakhiri kehidupannya dengan cara bunuh diri padahal kalau menurut kita apalagi yang kurang dari mereka. Ternyata kebahagian tersebut tidak menjamin hati kita dan kehidupan kita menjadi tenang dan tenteram. Lantas apa sebenarnya makna kebahagiaan itu sendiri bagi kita ?

Setiap tujuan hidup yang Sang Pencipta taruh atas hidup kita atau seseorang selalu ditunjukkan untuk membuat orang yang bersangkutan menjadi orang yang berguna bagi banyak orang lain. Saat kita telah menemukan tujuan hidup kita yang sesungguhnya maka kita akan selalu mendapati bahwa kita itu diciptakan oleh Tuhan untuk menjadi berkat bagi orang lain. Sesukses, sehebat dan sekaya apapun kita akan menjadi tidak bermakna saat kita menikmati kebahagiaan itu hanya seorang diri. Namun berbeda dan akan lebih jauh bermakna lagi bila kebahaguaan kita itu ikut serta berharga saat semua itu bisa kita nikmati dan berbagi dengan orang-orang lain.

Cobalah untuk kita menemukan ‘jembatan penghubung’ yang dapat mengkondisikan kita itu untuk mulai bisa berbagi kebahagiaan yang kita miliki itu kepada orang lain. Hal ini justru akan membuat kita dapat menikmati kebahagian yang lebih besar dan sifatnya langgeng atau bertahan lama.

Kita perlu mendefinisi ulang pemahaman yang selama ini kita miliki mengenai kebahagiaan. Banyak orang memahami kebahagiaan sebagai moment atau saat kita berhasil meraih dan menerima sesuatu. Sesungguhnya, alasan seseorang terus dibakar oleh api ambisi atau keinginan yang begitu besar dan pada akhirnya berakhir menjadi seseorang yang serakah atau tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah ia miliki adalah karena pemahaman yang ia miliki tentang kebahagiaan adalah dengan menerima atau mendapatkan sesuatu.

Saat kita mendapatkan sesuatu, kita memang akan merasakan suatu kebahagiaan namun kebahagiaan tersebut akan selalu bersifat sementara. Dan demi untuk merasakan kebahagiaan yang sama, kita harus mendapatkan sesuatu yang lain dan dalam jumlah yang lebih besar atau banyak. Secara perlahan tapi pasti, kita sedang menumbuhkan suatu ‘perasaan kecanduan’ yang membuat kita berubah menjadi seseorang yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah kita miliki. Berbeda saat kita memahami kebahagiaan sebagai momen untuk memberi atau berbagi apa yang kita miliki dengan orang lain.

Momen berbagi dengan orang lain yang kita jalani akan menciptakan suatu rasa kebahagiaan yang berbeda. Dan kita akan menikmati suatu porsi kehidupan yang tidak bisa di ambil oleh siapapun yaitu sebuah kebahagiaan hidup yang sejati. Dan rasa bahagia tersebut akan selalu tersimpan dalam memori kita sehingga kapanpun kita mengingat kembali momen berbagi tersebut, maka rasa bahagia yang sama akan kembali muncul dan akan kita rasakan kembali kebahagiaan yang sama lagi.

Jadi setiap kita akan memiliki persepsi kebahagiaan itu berbeda-beda dan juga akan merasakan kebhagiaan itu sendiri pun berbeda pula. Kalau menurut saya pribadi, kebhagiaan yang sebenarnya itu adalah bagaimana cara kita menerima dan menerapkannya kebahagiaan itu dan juga adalah kita bisa berbagi akan kebhagiaan yang kita miliki itu dengan orang lain. Dan semoga kita bisa menerapkan hal tersebit dalam kehidupan kita ini.

Salam Literasi

Solok, 9 Oktober 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen tulisannya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi

09 Oct
Balas

Tulisan yang mantap... Bahagia itu sederhana, tanpa syarat. Selalu semangat. Salam sukses, salam literasi. Barokallah

09 Oct
Balas

Ondeh Mandeh Tusde rancak bana Uni. Luar biasa. Salam sukses dan salam Literasi ....

09 Oct
Balas

Bagus opininya......

09 Oct
Balas



search

New Post