Yoga Adi Pratama, S.Pd.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Merevitalisasi Tugas Pemuda Dalam Membangun Peradaban Intelektual Berbasis Etnopedagogi

Kita semua pasti tidak asing dengan kalimat mutiara yang keluar dari Bung KarnoBeri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”. Kalimat yang melegenda, yang memupuk kobaran api semangat di dada pemuda kala itu. Namun, kenyataan saat ini pemuda justru terbuai dalam alunan pragmatis dan hedonis. Don Tapscott menyebutnya dengan generasi Z. Kecendurangan kepada barang digital membuat pemuda memadamkan kobaran api semangat yang telah ditanamkan para pendahulu kita. Pemuda seperti enggan peduli dengan permasalahan yang terjadi.

Kecenderungan digital dan globalisasi membuat pemuda melupakan nilai kearifan lokal, padahal kearifan lokal mengandung makna hidup yang mampu membuat hidup lebih bermakna. Kearifan lokal secara substansial merupakan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, baik secara eksplisit maupun implisit diyakini kebenarannya menjadi acuan dalam bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Nilai ini mengandung kebijaksanaan, kearifan yang akan membawa Indonesia lebih baik. Betapa mirisnya ketika negara yang kaya dengan nilai kearifan lokal justru melupakan nilai tersebut.

Sebagai tunas bangsa sudah selayaknya pemuda mengilhami kearifan lokal sebagai dasar menjalankan tugas kepemudaan. Salah satu bentuknya adalah dengan menggiring para pemuda untuk dapat menjadikan nilai-nilai kearifan lokal sebagai falsafah hidup. Khusus untuk pemuda yang mengabdikan diri dalam barisan para pendidik, Etnopedagogi lah yang akan membuat para pendidik muda mampu membuka gerbang peradaban intelektual berbasis kearifan lokal. Etnopedagogi adalah pembalajaran yang menjadikan nilai kearifan lokal sebagai sumber inovasi dalam pendidikan. Jika etnopedagogi mampu dijalankan dengan baik maka istilah “Think Globally, Act Locally” akan terwujud. Para pemuda yang notabennya generasi bangsa akan mampu bersaing dengan negara lain juga akan memiliki kepribadian unggul. Hal ini pun sudah diterapkan di negara jepang mengususng semangat “Menunggangi Tradisi Menuju Modernisasi”, terbukti, penerpan pendidikan Etnopedagogi atau berbasis kearifan lokal akan membuat pemuda lebih siap menjalankan roda pemerintahan yang lebih baik.

Bertemali dengan uraian di atas, sudah seharusnya pemuda merevitalisasi diri untuk menjadi sang pencerah dalam kegelapan yang menaungi bangsa kita. Songsonglah peradaban intelektual dengan pendekatan kearifan lokal. Dengan karifan lokal tersebut Indonesia bisa memiliki pemuda yang inovatif, kreatif, disiplin, kritis, dinamis, mempunyai vitalitas, tak gampang terseret arus modernisasi, bisa bersikap semestinya menghadapi kenyataan, mengenal nilai-nilai budaya bangsa, bersedia berkompetisi untuk knowledge based society, dan memiliki kepribadian ahlkul karimah yang akan membawa NKRI kembali disegani di dunia internasional. Jayalah pemuda Indonesia!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post