"Alhamdulillah sudah sampai Tarogong bu," sebaris kalimat muncul di layar ponselku, waktu menunjukkan pukul 01.00 dinihari. Pesan pertama sejak terakhir tadi kami berkomunikasi pukul 19.00 wib.

Liburan kali ini, putra sulungku ingin mendaki Gunung Cikuray, pendakian pertama di usia 16 tahun. Ibu mana yang tidak khawatir, apalagi keinginan naik gunung disampaikan secara mendadak dua hari yang lalu. Kebayang kan harus mencari peralatan mendaki yang belum dipunyainya. Tapi Alhamdulillah semuanya lengkap walau aku dan ayahnya  harus mencari hingga jam 7 malam sepulang pelatihan sagu sabu Bogor 3.

Alhamdulillah, kemarin malam dia pulang dengan sehat dan selamat, syukur kupanjatkan pada ilahi robbi. Sesaat setelah sampai rumah, dia membuka ranselnya dan mengeluarkan kantong plastik berwarna putih.

"Oleh-oleh," katanya, "makasih sudah izinkan AA naik gunung," seraya tersenyum dan memelukku

Aku tersenyum, awalnya aku tak mengizinkan dia mendaki gunung, karena aku terlalu khawatir takut terjadi apa-apa disana, tetapi ayahnya mengatakan bahwa ini akan menjadi pengalaman hidupnya, akhirnya akupun manut dan mengizinkan dengan segala wejangan dan doa.

"Makasih oleh-olehnya A," kataku sambil membuka plastik putih yang dia berikan padaku. Hmmmm apa ya isinya?