Tantangan hari ke-9

Gawaiku terasa bergetar di saku celana. Segera kubuka pesan yang masuk. Aku terduduk dan tertunduk lemas.

"Aku mencintainya," Ucapmu saat itu. Kulihat ada butiran bening mencoba keluar dari netramu. Di usia muda kau kehilangan cinta pertamamu. Teman sekolah berseragam putih biru yang selalu di kuncir kuda telah memikat hatimu. Kalian pun berjanji akan setia hingga akhir. Cinta sepasang remaja yang kuanggap cinta monyet. Namun cintamu abadi, saat kekasih hati menemui sang khalik di usia muda, saat itu kalian sedang menunggu pengumuman kelulusan SMP. Saat tragedi itu datang, gadis manis yang kau cintai harus meregang nyawa saat truk yang tidak bertanggung jawab menghantam tubuhnya. Saat itu kau berteriak histeris hingga tak sadarkan diri.

Kini di usiamu yang menginjak kepala empat. Tak ada satu pun pengganti dia di hatimu. Berkali-kali kuajak kau untuk taaruf namun kau lebih sibuk dengan pekerjaan dan pendidikan yang terus kau raih. Akhirnya aku pun pasrah dengan keputusanmu. Pesan yang kubaca memberi kabar kalau kau telah berpulang untuk menemui cinta sejatimu. Semoga kau tenang di sana, sahabatku.