Yolla Yulandhini

Hobi membaca sejak kecil, Enid Blyton adalah penulis favoritnya. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Di Bawah Permukaan

Di Bawah Permukaan

Lomba Menulis Desember

Menjadi guru telah menjadi cita-citaku sejak kecil, meski terkadang cita-cita itu berubah seiring berjalannya waktu. Namun takdir menentukan akhirnya guru menjadi jalan hidupku. Dua puluh tiga tahun menjadi guru merupakan pengalaman yang luar biasa. Memulai karir menjadi guru TK, guru TPA hingga bermuara menjadi guru SD.

Tugas guru bukan hanya mengajar saja, tapi juga harus mendidik. Bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja tapi mengajarkan siswanya dengan karakter yang unggul. Mungkin kata-kata itu yang menjadi patokanku menjadi guru. Betapa mulia seorang guru jika berhasil menjadikan siswanya menjadi anak yang berakhlak unggul dan berprestasi.

Betapa banyak guru-guru yang menjadi contoh bagiku. Betapa mereka dengan penuh kasih dan sayang mengajar dan mendidik siswa-siswanya. Aku tidak akan bercerita satu persatu tentang guruku. Terlalu banyak kisah kasih yang tak bisa aku tuliskan lewat kata-kata. Aku hanya ingin mengajak kita semua menengok sebentar ke dalam diri, apakah kita sudah mempunyai kasih sayang untuk siswa-siswa kita?

Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial, empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru. Sudahkah kita memilikinya? Tentu kita sebagai guru baik secara sadar maupun tidak pasti memiliki keempat kompetensi tersebut. Terkadang kita mungkin tidak bisa menentukan sikap kita termasuk kompetensi yang mana. Seperti halnya aku saat menghadapi kenyataan siswaku terjerat masalah, kompetensi mana yang aku gunakan. Hanya satu kata yang bisa menggambarkan kondisi saat itu yaitu kasih sayang.

Siswa baruku mengalami kekerasan secara fisik oleh orang terdekatnya ( bukan orang tuanya), saat aku melihat luka yang tersembul di kakinya, naluri keibuanku muncul. Ada apa gerangan? Tanpa alas kaki dia menuju mejaku. Wajahnya tak sedikitpun menampakkan kesedihan. Sebagai guru dan juga seorang ibu, aku bertanya perihal lukanya. Jawabnya datar saja. Aku berusaha mencari tahu sumbernya, walau dengan berpuluh rayuan, mulut mungilnya tetap terkunci rapat. Hingga waktu pulang sekolah tiba dan dia berlalu begitu saja meninggalkanku.

Kubuka buku rapotnya, siswa yang baru sebulan di kelasku telah berpindah-pindah sekolah sebelumnya hingga berujung ke sekolahku. Aku belum puas karena belum mendapatkan informasi yang akurat. Apakah aku hanya diam saja melihat luka di kaki muridku? Oh tidak, ada rasa yang tersembunyi di balik sorot matanya tadi. Seolah dia meminta pertolongan padaku.

Pucuk dicinta ulam tiba, saat esoknya setelah bel pulang berbunyi, dia pulang namun tiga puluh menit kemudian dia kembali lagi menemuiku bersama salah satu warga dan meminta aku mengantarnya pulang. Kebetulan sekolahku berada di tengah-tengah pemukiman penduduk, membuat hubungan pihak sekolah dengan masyarakat terjalin erat.

Cerita berlanjut tanpa pernah aku bayangkan sebelumnya, kantor KPAI, kantor polisi, hingga berujung menjadi saksi di sidang pengadilan aku jalani, semua demi keselamatan seorang siswaku. Hampir empat tahun dia mengalaminya, empat sekolah yang dia tinggalkan tanpa akhir bahagia. Aku bertekad mengembalikan senyumnya. Senyum ceria yang harusnya terkembang di wajah seorang anak seusianya.

Bagiku tugas sebagai guru bukan hanya menjadikan anak pintar dan berkarater saja, tetapi peka terhadap situasi dan kondisi mereka. Karena jauh di bawah permukaan hati mereka ada rasa yang ingin disampaikan kepada gurunya. Kini melihatnya bahagia dan ceria setiap hari membuatku lebih memahami arti kasih sayang.

Terima kasih bapak dan ibu guruku, tanpa kalian sadari kasih sayang yang pernah kalian tanamkan melekat kuat disanubariku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul ceritanya bunda, barakallah

10 Dec
Balas

Terima kasih bunda

10 Dec

Keren bu yola semangat...

10 Dec
Balas

Makasih bunda

10 Dec

Keren Bunda, semoga sukses.

10 Dec
Balas

Terima kasih bunda

10 Dec

Keren ulasannya, jasa guru...sukses selalu

10 Dec
Balas

Terima kasih pak

10 Dec



search

New Post