Keranda Jenasah
Hari ke-5 #TantanganGurusiana
Kemarin siang ketika kami berkumpul di ruang guru sambil menunggu jam pulang, datanglah seorang bapak warga sekitar yang rumahnya berdekatan dengan sekolah. Sekolah kami memang berada ditengah-tengah perkampungan, sehingga hubungan kami dengan masyarakat sekitar cukup baik. Bapak ini meminta izin untuk menyimpan keranda jenasah di lorong samping kelasku. Kebetulan musola sekolah kami besar sehingga sering digunakan untuk menyolatkan jenasah warga sekitar, karena sekolah kami memang berbatasan langsung dengan tempat pemakaman umum.
Kami semua saling pandang, aduh gimana dong? Anak-anak pasti ketakutan, apalagi lorong samping kelas itu sering digunakan sebagai gudang untuk menyimpan barang-barang aset sekolah yang rusak.Terkadang ketika anak-anak bermain voli , bola voli sering masuk ke lorong tersebut , dan anak-anak langsung bisa mengambilnya kembali. Nah, kalau ada keranda disitu, akankah anak-anak berani? Namanya juga anak-anak pasti saling menakut nakuti dengan teman-temannya. Jangankan anak-anak, guru-guru saja agak gimana gitu. Meskipun kata kepala sekolah, keranda itu nanti adalah kendaraan terakhir kita, kami belum bisa memberi keputusan.
Bagaimana menurut para pembaca? Karena besok hari Senin, bapak ini akan kembali lagi ke sekolah meminta jawaban kami.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Gpp
Gpp lanjutkan aja toh sekolah hadir utk membantu masyarakat. Apalagi sekolah jd sperti penghubung warga dgn pemakaman. Utk anak anak kasih pengertian saja lama lamajuga akan memahami
Dinamika kalau lokasi sekolah dekat masyarakat dan fasum yang sudah dianggap milik bersama. Dilema juga, tuk anakanak pasti ada perasaan takut itu manusiawi, jadi yach kalau bisa dicarikan alternatif tempat menyimpan keranda tsb. Tetap semangat!
Benar bu..jangankan anak2 , kita saja terkadang ketakutan.
Jika dilihat dari sudut religi,saya melihat itu sebagai sarana agar kita tidak berfikir selalu tentang dunia,tak ada salahnya keranda dititip disitu asal tidak menganggu jalannya pembelajaran,kadang kadang kita berfikir yang aneh aneh soal keranda,padahal kita juga bakal memakainya sebagai kendaraan kita saat kita pulang kembali pada Allah SWT, mungkin ada baiknya ada sosialisasi tentang keranda bahwa itu hanya sarana, seperti mobil,yang digunakan untuk mengantar kita,agar fikiran fikiran yang aneh tidak mendominasi kita,karena dengan itu bisa jadi pengontrol untuk hidup kita, untuk berbuat banyak kebaikan selagi masih bisa,sebisa yang kita lakukan sebagai bekal kita saat menghadapNya.
Gapapa,,biar kita selalu ingat dengan kematian
Kendaraan masa depan