Yona Evasari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Cipuik dan Martabak Ayam. Tantangan ke 161
Cipuik dan Martabat Ayam

Cipuik dan Martabak Ayam. Tantangan ke 161

Azan ashar baru saja usai. Kami bersiap untuk sholat ashar dan berkemas untuk pergi ke kotoniu. Disana ada sebuah pondik yang menjual makanan khas daerah. Selain masakan Padang, ada kuliner lain yang menggugah selera disore nan indah dengan cuaca dingin yang mengairah., yakni "Cipuik Cucuik". Kuliner ini hanya bisa ditemui di daerah ini.

Cipuik adalah sejenis pensi air tawar yang hidup di danau, sungai, hingga muara, cangkangnya hitam melengkung. sebesar ibu jempol. Kuliner ini diolah dengan cara digulai kering dengan air dan cabai hijau sehingga kuahnya tinggal sedikit. Menariknya, untuk bisa mengeluarkan isi cipuik ini mesti dihisap atau dicucuik.

Itu sebabnya kuliner ini disebut "Cipuik Cucuik". kata Zulmaini atau akrab disapa Mai, pedagang "Cipuik Cucuik" di Koto Niu. Mai berjualan di koto Niu sejak pukul 15.00 hingga 20.00 Wib. Selain Cipuik, dirinya juga menjual Martabak Ayam. Kerupuk kuah, serta ragam minuman kemasan. "Makanan yang paling diminati oleh pengunjung ya 'Martabak Ayam". Selian itu Cipuik ini juga sangat enaknya dimakan sambil dihisap," jelasnya. Seporsi Cipuik ini hanya 1000, serta Martabak Ayam dijual dengan harga Rp 5.000.

Mai juga menjual kerupuk kuah mie yang dijual denga Rp2.000 per porsi. Mai menambahkan, setiap harinya Cipuik ini laku terjual sekitar 20 hingga 30 liter. Selain itu martabak Ayam juga sangat diminati pembeli."Cipuik sangat laris dan diminati, sedangkan bumbu masaknya tidak ada yang rahasia, bumbunya sama dengan bumbu ungkap.

Sedangkan Martabak Ayam pengolahanya sama dengan pengolahan martabak mesir biasa. Namun isi dari martabak tersebutlah yang membedakan dengan martabak yang lain.yakni ayam yang dicincang kecil-kecil. Jualan ini juga dijual secara online oleh mei.

Berkat penjualan online ini. Cipuik serta martabak Ayam mei dikenal masyarakat luas. Terutama masyarakat Lintau. Hampir seluruh masyakarat sembilan koto ini mengenal dan mengetahui masakan Mei ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post