Yona Evasari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Hidup Damai Dengan Covid-19. Tantangan ke 133
Hidup Damai Dengan Covid-19

Hidup Damai Dengan Covid-19. Tantangan ke 133

Keadaan yang sekarang membuat kita menjadi serba salah. Seolah kita tengah berada pada keadaan yang paling berbahaya. Namun kita sekarang menginginkan kebebasan dan keleluasan yang sudah lama menjadi dambaan setiap insan kala ini. Kita saat ini dibatasi dengan pemberlakuan aturan social/ physucal Distancing hingga mebuahkan siksaan bagi banyak orang. Belum lagi diberbagai daerah yang tengah memberlakukan aturan pemberlakuan sosial berskala besar (PSBB) ketidak bebasan itu tengah dirasakan dikala adanya larangan mudik menyambut hari raya idulFitri.

Bagi mereka yang tidak memiliki kesaran mulai memperlihatkan egonya. Memberontak. Takpeduli dan merasa diri mereka kebal terhadap wabah penyakit yang ada. Akhirnya, orang-orang tidak lagi mengindahkan larangan dan himbauan dari pemerintah. Pasar tradisional dan swalayan mulai di padati orang-orang yang belanja tanpa memperdulikan protokol kesehatan yang ditetapkan.

Bantuan tunai yang diberikan pemerintah untuk bekal hidup kedepannya malah dibelajakan untuk kepentingan lain. Seperti belanja baju, sepatu dan lain-lain. Jalanan mulai ramai dan macet. Upaya mudik dengan berbagai alasan bahkan menggunakan cara-cara tidak benar juga dilakukan. Ketika ditegur karena tidak mematuhi aturan kesehatan, malah balik marah dan bertindak arogan.

Lantas, akan kah perilaku seperti itu akan membuat kondisi bangsa ini lebih baik? Kenyataan hingga saat ini, kasus Covid-19 tetap saja bertambah. Tapi….bagaimana dengan kesadaran masyarakat? Berbagai polemik pun terjadi. #Terserah pun mulai viral. Aksi ini adalah respon dari para pejuang garda terdepan yang merasa disepelekan. Jawaban dari ketidakpedulian mereka-mereka yang memiliki egoisme tinggi.

Para pejuang kesehatan mersa upaya dan pengorbanan mereka seakan sia-sia dengan ulah orang-orang yang sulit diatur. Kesadaran untuk hidup sehat masih sangat kurang. Kepedulian untuk keselamatan orang lain belum tumbuh. Berbagai upaya dan program pemerintah sepertinya kurang berhasil. Bahkan sanksi yang diberikan bagi pelanggar aturan juga tidak mempan. Nah, kalau begini terus, kapankah bangsa ini terbebas dari pandemi? Kapankah masyarakat dapat hidup dengan tenang dan nyaman? Kapankah aktivitas hidup bisa berjalan normal? Kapankah masyarakat bisa beribadah di rumah ibadah?Tak ada yang bisa menjawabnya.

Yang ada hanya perkiraan semata. Kini, para pengambil kebijakan mulai mencanangkan program berikutnya. Program menghadapi “New Normal “. Keadaan yang akan dihadapi setelah aturan PSBB mulai dilonggarkan bahkan nanti ketika tidak lagi diterapkan. Apakah ini merupakan sikap keputusasaan karena kurang berhasilnya PSBB? Ketika banyak kalangan pengamat mempertanyakan itu, pemerintah mengatakan bukan.

Semoga saja itu yang sebenarnya. Yang pasti, beberapa minggu ke depan kita, akan menghadapi situasi new normal itu. Kondisi baru yang akan kita masuki setelah sekian lama kita melakukan berbagai perubahan dalam kegiatan hidup kita. Lalu, apakah kita sudah terbebas dari wabah pandemi corona? Oooo, tentu tidak. Karena hingga saat ini vaksin untuk itu belum ada. Lah, kalau begitu mengapa aktivitas hidup kita dinormalkan? Ya, pemerintah telah memberikan berbagai pembelajaran tentang apa itu Covid-19.

Kita sudah dilatih melakukan kegiatan untuk menghidari agar tidak terkena wabah ini. Kita juga telah dibelajarkan bagaimana pola hidup sehat menghadapi corona ini. Nah, sekarang kita diberi kesempatan untuk melakukan itu semua dalam kehidupan kita. Kita harus hidup berdampingan dengan si Covid-19. Kita harus bisa berdamai dengannya, karena kita tidak tahu dia ada dimana.

Permasalahannya, jika beberapa minggu kedepan kita diberi kesempatan masuk ke new normal itu, sudahkah kita siap? Sudahkah kita mampu menghadapi berbagai resiko yang ada? Jika dalam situasi pemberlakuan pembatasan saja masih banyak yang tidak taat, tidak peduli, tidak sadar, bagaimana dengan situasi new normal yang akan datang? Kita hanya bisa berharap semoga akan memberikan perkembangan yang lebih baik untuk kita, masyarakat dan bangsa ini. Semoga……!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin..

26 May
Balas

Aamiin.

27 May

Semoga,, aamiin

29 May
Balas

Aamiin

30 May

Semoga new normal membawa kebaikan. Terimakasih telah berkunjung ke sriyonospd.gurusiana.id

26 May
Balas

Iya pak.terimakasih juga sudah berkunjung

27 May

Amin...yo ndaa say

26 May
Balas

Iyo say. Semoga

27 May

Semoga corona cepat berlalu

26 May
Balas

Aamiin. Iya hendaknya bu

27 May

Aamiin

26 May
Balas

Aamiin

26 May
Balas

Semoga, Aamiin.

26 May
Balas

Aamiiin. Terimahkasih buk was

27 May



search

New Post