Jingga di Pucuk Senja. Tantangan ke 164
Ayunan langkahmu begitu lembut menuju matahari tenggelam. Menapak jalan bebatuan, tak beralas kaki, terasa ringan tanpa beban. Kau terus menatap satu titik di sana, di batas penglihatan kala senja kian menyiratkan jingga di tepian
Tiada yang menyangka! Senyum dibibir tipis itu hanyalah sebuah kamuflase. Hanya hiburan bagi wajah-wajah yang menyapa, walaupun sebenarnya ada sesuatu yang kau sembunyikan di balik keping hati yang kini menganga luka.
"Aku menyukai hari dikala senja, membawa burat jingga yang kusuka." Itu katamu, selalu. Tak ada yang mengira, setahun yang lalu kala hari akan berganti malam itulah saat terakhir kau mengubur Impianmu dibawah pasir putih pantai nan indah
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantul say
Aku suka diksinya. Keren
Mantap Bun
Mantap Bun
Mantap Bun
Mantap Bun