Yona Evasari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
literasi Keluarga Dengan Bentuk P.A.K. T365 H 239
Literasi Keluarga Dengan Bentuk P.A.K

literasi Keluarga Dengan Bentuk P.A.K. T365 H 239

Pada tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai menggiatkan Gerakan Literasi Nasional (GLN). Gerakan ini merupakan implementasi dari Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Sejalan dengan ini, Direktorat Jenderal PAUD Dikmas juga menggerakkan literasi keluarga untuk meningkatkan minat baca anak dan dilanjutkan dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Selain itu ada juga bentuk literasi yang tidak kala pentingnya dari semua itu yakni lieterasi keluarga. Dimana Literasi keluarga merupakan bentuk literasi yang menunjukkan keterlibatan orangtua berupa berupa tanggung jawab, kontrubusi dan partisipasi orang tua dalam perkembangan berliterasi semua anggota keluraga yang terlihat dari penyediaan fasilitas, terlibat secara langsung dalam aktivitas literasi dan membiasakan diri/keluarga. Untuk memiliki kebiasaan literasi, keterlibatan orang tua dapat diartikan dengan cara pemberian stimulasi (fasilitas) oleh orangtua kepada anak.

Sebagai seorang guru, penulis sangat merasakan perlunya literasi dibudayakan dalam lingkungan keluarga. Tidak harus memasang target tinggi karena sejatinya literasi hanya membutuhkan komitmen dan konsistensi. Bagaimana setiap anggota keluarga diberdayakan atau memberdayakan diri dengan menggali potensinya sehingga literasi bisa diterapkan.

Salah satu bentuk keterlibatan orangtua adalah keikutsertaan, dimana orang tua secara aktif terlibat dengan anak. Kebiasaan literasi orang tua/ karakteristik orang tua adalah salah satu aspek dari bentuk keterlibatan orangtua. Fasilitas yang lengkap akan menstimulasi anak untuk beraktivitas literasi dan menanamkan minat literasi, hal ini dikarenakan fasilitas yang lengkap akan selalu memacu anak untuk selalu ingin tahu penggunaan fasilitas yang ada.

Adapun bentuk-bentuk literasi keluarga yang penulis lakukan yakni dengan keterlibatan orangtua yang dapat dilihat dari:

1. Penyediaan Fasilitas Oleh Orangtua.

Penyediaan fasilitas literasi yang bervariasi, dapat digunakan anak sebagai sarana permainan, berwarna-warni, banyak gambar, sesuai dengan ketertarikan anak dan secara fleksibel dapat dibawa anak kemana-mana memberikan efek yang baik dalam perkembangan literasi

anak. Penyediaan fasilitas dengan ciri tersebut akan dapat menstimulasi anak untuk lebih tertarik dalam penggunaannya, sehingga akan merangsang keterampilan dan minat literasi anak.

2. Aktivias Sehari-hari Yang Berkaitan Dengan Literasi

Aktivitas literasi seperti membacakan buku secara rutin, mengajak bercerita, bernyanyi, bermain peran dan memperkenalkan literasi dengan berbagai fasilitas dapat meningkatkan keterampilan dan minat literasi. Memperkenalkan literasi pada usia dimana minat literasi anak mulai muncul juga akan memaksimalkan keterampilan dan minat anak. Praktek literasi yang dilakukan dengan fasilitas/cara yang sama dan ketika anak dalam kondisi tidak siap akan membuat anak kurang berminat dengan aktivitas tersebut. Sebaliknya, praktek literasi yang dilakukan dengan fasilitas yang bervariasi, kontinyu, sambil bermain akan menumbuhkembangkan keterampilan dan minat literasi anak. Selain itu, cara mengajarkan literasi yang kurang bersahabat seperti marah, membentak, memaksa, mengancam dan menuntut akan menurunkan minat anak. Sedangkan cara mengajarkan literasi yang bersahabat seperti intonasi suara yang lembut, bercanda, sambil bermain, memuji dan membimbing dapat meningkatkan minat anak.

3. Kebiasaan Orangtua/Keluarga Kebiasaan orangtua/keluarga

Merupakan suatu bentuk keterlibatan yang dapat mempengaruhi minat literasi anak. Keluarga yang memiliki kebiasaan literasi dan membiarkan anak terlibat didalamnya membuka peluang yang lebih besar untuk menumbuhkan minat literasi. Keluarga yang memiliki kebiasaan literasi namun tidak membiarkan anak terlibat didalamnya membuka peluang yang lebih kecil untuk menumbuhkan minat literasi. Sedangkan, keluarga yang tidak memiliki kebiasaan literasi membuka peluang yang sangat kecil untuk menumbuhkan minat literasi anak. Kesadaran orangtua akan pentingnya literasi dan kebutuhan untuk menumbuhkan minat literasi anak

mendukung bentuk keterlibatan yang dilakukan oleh orangtua. Orangtua yang memahami pentingnya literasi akan terlibat dengan lebih bervariasi, baik secara fasilitas, aktivitas dan kebiasaan yang dibangun.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sukses Bu, semoga menang, amin. Salam literasi.

10 Sep
Balas

Alhamdulillah. Semoga pak..terimakasih

10 Sep
Balas

Keren Bun artikelnya. Semoga menang

10 Sep
Balas

Aamiinn..makasi bunda...

11 Sep



search

New Post