Rinai Hujan. Tantangan ke 155
Rinai air hujan jatuh dari langit
Hingga harum petrikor menyeruak
Menelusup hingga menusuk kalbu
Hening seketika
Bayang wajah yang hampir tenggelam
Kini menyelinap hadir Dalam untaian rintik hujan
Tergambar jelas dalam angan
Apa kabar Tuan? Yang kini tinggal kenang
Sepenggal hati ini masih terukir namamu
Renjana bergemuruh mengetuk dinding kalbu
Dari ribuan rinai air mata menetas tak tertahan
Bersama derasnya hujan sore ini
Rindu ini masih milikmu. Bunga mekar di musim semi,
Bunga putih bernama melati.
Bila hujan turun ke bumi,
ada segaris rindu dalam hati.
Kembang sepatu kembang selasih,
Jatuh ke sungai airnya keruh.
Rinduku kepada kakak terkasih, yang kini sedang merantau jauh
Ikan betik ada di kali, ikan gabus tidak berduri.
Hujan turun deras sekali, kedinginan jika duduk sendiri.
Jalan-jalan ke Ciamis, jangan lupa membeli petis.
Kalau turun hujan gerimis, kangen kamu yang romantis.
Di pantai banyak para nelayan, sedang menjaring ikan tongkol.
Dingin begini enaknya makan, makan mie instan ditambah sambel.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar