Perjuangan seorang yatim piatu part II
Tagur H-18
Hatinya hancur, jiwanya terguncang. Ada segerombolan anak-anak dikampungnya yang sering menjemputnya kerumah dan membawanya pergi berobat, dia adalah pemuda setempat. Mereka mengumpulkan dana untuk membantu meringankan beban saudaranya tersebut, dana yang terkumpul mereka serahkan sebagian untuk membeli keperluan sehari-hari dan selebihnya dipakai untuk biaya berobat. Satu kali seminggu para pemuda setempat membawanya berobat ketukang urut, karna yang kena itu kaki makanya dibawa berobat ke tukang urut. Hari terus berganti namun kakinya tak kunjung sembuh, untuk sementara para pemuda menghentikan pengobatannya karna tidak baik kalau diurut terus-menerus.
Satu minggu kemudian ada seorang perempuan yg biasa dipanggil nenek oleh iwan (nama anak yatim tersebut) berencana membawa andi untuk pergi berobat kerumah sakit terdekat.
Nenek : wan, besok nenek berencana membawamu berobat kerumah sakit. Kamu mau kan?
Iwan : iya nek, tapi saya tidak punya biaya untuk berobat.
Nenek : kalau masalah itu kamu jangan pikirkan, biyar nenek yang urus semua asal kamu mau berobat.
Iwan : iya nek, trimakasih nek.
Nenek : besok kita pergi jam 8, kita mintak surat rujukan dulu ke puskesmas baru bisa ke RSUD.
Iwan : iya nek.
Alhamdulillah masih banyak orang baik yang slalu peduli kepada iwan, salah satunya inur perempuan yang dipanggil nenek oleh iwan. Dialah yang slalu membantu iwan baik masalah ekonomi maupun yang lainnya. Nek inur adalah salah satu orang yang kaya dikampungnya, orangnya ramah dan baik hati. Pekerjaannya sehari-hari adalah sebagai guru PAI, dirumah dia memiliki usaha butik dan menjual barang harian.
Bersambung . . . .
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ceritanya keren, Bun. Ini cerpen atau pentigraf ya?
Awal mulanya nulis pentigraf bun tp malah lanjut n jd cerpen.. part III jd cerpen lgi bun..heheee
Cakeep bun. Lanjutkan
Siap pak.. salam literasi..