Sebuah cerita dari negeri antah berantah, penduduk nya yang kuat memegang adat dan agama sehingga dia tidak mudah meninggalkan ilmu atau kebiasaan dari Orang tuanya baik adat maupun agama. Kekutan pemahaman mereka tidak mau berbagi sehingga ilmu Yang sudah ada dalam masyarakat seakan akan tidak boleh berubah. Sebagai contoh jika sudah kebiasaan ditengah masyarakat tidak akan dirubah walaupun tidak sesuai dengan zaman atau pun agama, begitu kuat keyakinan untuk membenarkan dan mengikuti pendapat orang tua mereka. Mereka bukan tidak ada yang tidak menutut ilmu keluar padahal banyak yang sudah sarjana cuman yang tinggal di kampung anta Baranta ini tidak ada. Sebagian besar pergi keluar entah karena tidak mau tunggal disana ataupun kurang ada tempat bagi mereka di kampung anta beranta ini.

Kehidupan beragama memang seperti Islam yang kita jalani sehari cuman dari segi khutbah Jum'at puasa Dan syariat lainnya mereka banyak mempertahankan mazhab Syafi'i seperti khutbah tetap bahasa Arab baik hari Jumat maupun hari raya idul Fitri Dan idul adha. Mereka seakan akan mahir bahasa Arab padahal mengerti saja dengan bahasa Arab tidak ada tapi tetap khutbah bahasa Arab karena menghormati orang-orang terdahulu yang mereka pertahankan. Bagaimana pun alasan kita untuk merubah alasan mereka tetap orang tua dan guru guru mereka dulu seakan akan wasiat mereka untuk kampung anta Baranta ini. Pengajian Dan tauziah apa saja kita berikan kepada mereka namun mereka tidak pernah goyang padahal anak cucu mereka sudah banyak yang tamat sekolah tinggi baik Madrasah Aliyah Dan sekolah umum lainnya namun yang tamat pondok pesantren yang ilmunya sama dengan masyarakat setempat semangkin hari semangkin berkurang. Duku tamatan pondok pesantren jadi andalan di kampung ini sehingga waktu ramadhan sudah bersusun duduk di belakang untuk mengganti Malin di kampung itu