PIALA TAQWA
Satu bulan penuh jadwal ceramah ramadhan tidak pernah diikuti, namun untuk khutbah hari raya Kita tampil d tempat yang sudah dijanjikan dua bulan sebelumnya. Pagi hari pitrah itu kami sudah bersiap siap untuk melaksanakan sholat idul Fitri bersamaan dengan akan menjadi khatib sebuah mushalla di kampung halaman mertua. Sebelum berangkat pengurus mushalla sudah menelepon untuk memastikan kehadiran kita. Kami tiba di lokasi jam 7.30 sesuai dengan janji setelah sampai di lokasi jamaah sudah banyak, maklum kondisi masih covid sehingga protokol kesehatan wajib Di laksanakan oleh jamaah yang datang. Pengurus menyediakan tempat cuci tangan bahkan pengrus menyediakan masker untuk jama'ah. Sebelum pelaksanaan khutbah Iedul Fitri pengurus berusaha mencari dan menampung infak sedekah beserta wakaf jamaah. 20 menit waktu di gunakan untuk mencari sedekah Alhamdulillah terkumpul uang lebih kurang 5 jutaan.
Sebelum sholat karena kita di tunjuk juga imam sekaligus maka diberikan informasi kepada jamaah tatacara sholat idul Fitri maklum sholat ini hanya satu kali dalam satu tahun. Semua jamaah sholat dengan khusyuknya. Setelah sholat langsung khatib yang jadi imam tadi memberikan khutbah idul Fitri kepada seluruh jamaah. Dalam khutbah yang berjudul 3 syarat untuk mendapat kan piala TAQWA. Melihat suasana jamaah yang diam Dan penuh semangat mendengar kan khutbah menambah semangat juga kepada khatib, sehingga dalam penyampaian khatib Banyak jama'ah yang bersedih bahkan ada yang menangis. Materi khutbah saat itu bagaimana piala TAQWA dapat kita raih. 3 syarat tersebut di bahas dengan baik dan penuh makna oleh khatib.
Yang pertama seorang anak harus minta maaf kepada kedua orang tuanya. Dengan pendekatan filosofis Dan ketassufan khatib menyampaikan sehingga merasa dekat dengan orang tua bahkan ada jamaah yang menangis mendengar kan kisah kisah yang di bacakan oleh khatib tersebut.
Yang kedua seorang istri dan suami yang harus saling bermaafan, cara penyampaian yang menyentuh dari khatib juga membuat jamaah merasakan kesalahan baik terhadap suaminya maupun terhadap istri nya. Sehingga jama'ah lebih semangat lagi untuk mendengarkan tausyiah khatib tersebut.
Yang ketiga seorang muslim harus saling bermaafan dengan muslim yang lainnnya terutama kepada tetangga dan karib kerabat Yang dekat. Penyampaian khatib yang penuh pendekatan emosional membuat jamaah faham dan ingin saling bermaafan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar