Yosi Marantika

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

LASKAR GURU PULAU

Hati begitu riang dan bahagia ketika pagi ini membaca pengumuman disebuah koran lokal. Tertera jelas namaku disana. Begitu banyak rasa syukur kuucapkan. Ahirnya sk cpns kuterima juga. Aku ditugaskan di SMPN 15 Batam. Tak kupikirkan dimana aku bertugas yang penting lulus dulu.

Setelah semua administrasi terselesaikan. Aku baru bertanya di manakah letak sekolah tempatku bertugas. Ternyata aku mendapatkan sekolah di hinterland. Ini berarti aku harus menyebrang lautan setiap hari.

Hari pertama bertugas. Kurasakan begitu berat perjalanan yang harus kulalui setiap hari. Berangkat dari rumah menuju ke pelantar memakan waktu sekitar 1 jam. Setelah sampai di pelantar aku harus naik pompong menyebrang laut sekitar 45 menit. Ahirnya sampailah ke tempat tujuan. Di sebuah pulau kecil mungkin hanya dihuni sekitar 60 kk saja. Sesampai di pulau bangunan sekolahpun belum nampak. Aku harus berjalan kaki lagi sekitar 30 menit mendakit bukit disekitar pantai untuk sampai ke sekolah. Ini perjalanan yang melelahkan.

Namanya pulau AIR RAJA. Sebenarnya pamerintah sangat memperhatikan pendidikan di pulau ini. Terlihat dari bangunan sekolah yang sudah sangat layak. Perumahan guru pun disediakan. Disinilah tumbuh rasa dilema. Apakah aku harus tingal di perumahan guru tapi terpisah dari keluarga atau aku harus berkorban tenaga dan waktu pulang pergi setiap hari dengan jarak tempuh yang begitu jauh?. Setelah berpikir lama ahirnya aku memutuskan untuk mengorbankan tenaga dan waktu. karena aku seorang istri dan ibu tentu sangat dibutuhkan juga dirumah.

Waktu terus berlalu begitu banyak pengalaman yang aku dapatkan. Anak - anak di pulau kesadaran belajarnya masih sangat kurang. Sarana dan prasarana sangat terbatas. Tidak ada tempat les untuk menambah pengetahuan bahkan listrik saja belum masuk sehinga mereka selalu punya alasan untuk tidak mengerjakan tugas dari guru. Di malam hari sebagian anak membantu orang tua mencari cumi, udang dan ikan sehinga ketika datang ke sekolah mereka malas belajar bahkan tertidur didalam kelas. Inilah sebuah tantangan bagaimana menarik minat untuk belajar yang lebih serius lagi demi masa depan mereka. Karena pendidikan sangat penting untuk masa depan.

Disini guru bertugas sesuai dengan kebutuhan mata pelajaran yang di ampu. Ada sekitar 10 guru saja. Jika musim hujan kami akan basah kuyup sampai kesekolah. Apalagi kalau lagi musim utara tiba. Gelombang begitu besar rasanya takut tak bisa diungkapkan. Saling bergengam tangan dengan teman sejawat agar ada rasa sedikit ketenangan dan berdoa agar diberi keselamatan sampai tujuan itu yang hanya bisa dilakukan.

Jika musim kering tiba. Lain lagi ceritanya. Kami para guru laskar pulau harus turun di tengah pantai. Sehinga rok atau celana basah semua. Karena air laut surut sehinga pompong yang kami tumpangi tidak bisa bersandar di tepi pelantar.

Tahun berganti tahun. Tak terasa aku bertugas disana telah memasuki tahun ke 7. Begitu banyak pengalaman yang ku dapatkan mungkin tidak dialami oleh guru mainland. Ini akan menjadi kenangan dan cerita hidup yang tak tergantikan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Teruslah berjuang Bu guru. Kami yang didaratan berjuang untuk daerah terpencil...

11 Apr
Balas

Berarti kita bernasip sama

13 Apr



search

New Post