Yossa Rahmalia

Menulis memberi napas dan energi baru. Penyedia ruang untuk tidak berhenti bermetamorfosis. Mengulik alam dengan segala titik peliknya. 'Belajar untuk menulis....

Selengkapnya
Navigasi Web
TAKI

TAKI

Hari ini saya pulang tanpa beban. Walau agak telat untuk jadwal umum kedinasan. Lalu menyapa seisi rumah dengan ringan. Namun, ketika menemukan ekspresi 'tak biasa' Nayla, gadis enam tahun saya, saya mulai berpikir tentang hal yang barangkali terabaikan.

            "Mama pasti lupa sudah berjanji dengan Nayla". Kata-katanya meluncur putus asa, setelah melihat ekspresi tanpa dosa saya, yang tidak berhasil mengingat apa pun. Saya menggeleng menyerah. Sungguh, saya lupa.

            Cerita yang mengalir berikutnya membuat saya paham. Si kecil itu telah bersiap dan menunggu sangat lama. Untuk janji yang saya buat sendiri, akan mengajaknya membeli ikat rambut berpita, di minimarket yang berjarak tiga kilometer dari rumah.

            Saya lirik jam dinding. Sudah lima jam berlalu dari waktu seharusnya. Kini, tersisa tiga puluh menit sebelum waktu tutup JK Mart itu. Artinya, telah lima jam pula gadis kecil saya menunggu untuk taki yang saya lupakan tanpa beban.

***

            Entah sudah kealpaan yang ke berapa. Kejadian ini masih saja terulang dalam bentuk yang berbeda. Hhh...sungguh, kadang kita adalah orang tua yang buruk. Bahkan untuk sebuah hal yang penting dan bagi jiwa yang sedang merekam 'pendidikan keliru' kita hari ini.

            Mestinya, kita mencatat dengan jelas dan mempertimbangkan dengan tegas setiap taki yang terucap. Terlebih, terhadap generasi yang sedang kita cita-citakan menjadi 'baik' dan 'benar'. Yang telah didoakan siang dan malam agar ia lurus dan tidak menyimpang. Termasuk agar ia menjadi seseorang yang tepat dalam bertaki.

            Sungguh naif, bila hal itu tidak sejalan beriring. Cita-cita dan doa akan pupus setelah 'cermin' tidak memperlihatkan yang semestinya. Pembelajaran verbal akan menguap tanpa teladan yang konsisten. Contoh akan lebih membekas dibanding ceramah dan petuah.

            Betapa sunah telah mengisyaratkan kita agar berupaya menepati janji. Sebisanya. Tidak penting terhadap petinggi atau anak usia dini. Karena dalam janji kita, barangkali ada harap dan usaha yang telah diapungkan penerimanya. Ada doa yang diusungnya dengan khusyuk agar kita datang memenuhinya.

            Berupaya memenuhi taki, sama halnya dengan menitipkan pendidikan baik kepada siapa saja. Datang untuk taki yang dikabulkan, berarti penghargaan atas keberadaan seseorang. Semoga kita bisa.

 

Payakumbuh, 21 Januari 2021

              

Catatan:

taki: janji;

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post