Menjadi seoang trainer sagu sabu memang menjadi impian saya. Tetapi tidak mudah untuk mewujudkan dan menempatkan diri menjadi seorang trainer nasional sagu sabu yang harus bersaing dengan beberapa guru di Indonesia. Sedangkan saya hanya guru yang mengabdikan diri di daerah terpencil.

Pengalaman dalam menulis buku hanya diperoleh melalui pelatihan yang diselenggarakan beberapa organisasi bekerja sama dengan MediaGuru. Pengalaman mengikuti pelatihan tersebut belumlah sepenuhnya melekat dijiwa unuk menjadikan diri saya sebagai seorang penulis. Terlebih lagi latar belaknag pendidikan yang bertolak belakang dengan kehidupan tulis menulis. Saya hanya seorang guru yang berlatar pendidikan jurusan biologi.

Beberapa pelatihan yang bekerja sama dengan MediaGuru saya ikuti demi menempa dan mendapatkan ilmu dalam tulis menulis. Walaupun pengetahuan dalam pelatihan hanya diperoleh terbatas, eapi tidak membuat saya surut ke belakang. Saya mencoba menggali potensi diri dan harus lebih banyak lagi belajar dalam ilmu penulisan buku.

Berbekal keyakinan dan kerja keras. 2 buku yang saya tulis selesai menjelang deadline yang telah di tetapkan sehingga berISBN dan telah beredar dikalangan penulis dan pembaca. Dari pengalaman tersebut saya terus menggali potensi diri, bahkan mengajak beberapa rekan guru untuk ikut dalam gerakan SAGU SABU (Satu Guru Satu Buku) yang telah di canangkan oleh pemerintah. Serta ikut serta meyakinkan para guru bahwa menulis itu mudah asalkan ada kemauan. Karena profesi guru merupakan profesi yang sangat dekat dengan literasi.

Berbekal keyakinan diri, akhirnya saya telah berhasil mengajak rekan guru di Riau untuk ikut menulis buku. Dibuktikan telah menggandeng rekan guru ikut tergabung dalam kelas menulis kabupaten Pelalawan, kota Pekanbaru serta MWC Riau yang sangat memukau.

Karena kegigihan dan perjuangan yang saya lakukan setelah bergabung bersama MediaGuru dalam menggerakkan literasi daerah. MediaGuru menjadikan saya sebagai calon trainer sagu sabu. Hal ini membuat saya semakin gemetar dan bertanya-tanya apakah saya layak menjadi seorang instruktur nasional sagu sabu dan memperkuat barisan tim insruktur MediaGuru.

Tawaran trainer tersebut saya ambil dan saya mesti banyak belajar lagi dari instruktur MediaGuru. TOT ini berlangsung dari tanggal 13-15 maret 2018 di PPPPTK Penjas dan BK Parung Bogor

Beberapa hal yang akan saya lakukan jika menjadi instruktur nasional sagu sabu adalah :

1. Competent, menguasai subjek ilmu yang ingin disampaikan. Selain itu juga diperlukan penguasaan panggung, persiapan materi yang ingin di sampaikan.

2. Consistent, menjadikan diri sebagai contoh dan komitmen atas pesan yang disampaikan sesuai dengan kenyataan yang ada pada diri saya.

3. Menyampaikan materi atau pesan dengan jelas kepada peserta dengan gaya bahasa yang tidak berbelit-belit.

4. Kreatif dalam pengelolaan ruang belajar, sehingga peserta tidak merasa bosan. Sesekali suasana bisa dibuat humor asalkan tidak jauh melenceng dari materi.

5. Kolaborasi yang baik antara trainer dengan peserta, adanya keterbukaan dalam bekerja sama, dan tidak menjadikan diri kita yang lebih dari segalanya.

6. Komunikasi yang baik dengan peserta, baik saat peserta mengajukan pertanyaan yang tidak mereka pahami.

7. Mesti banyak belajar dalam edit naskah.

8. Menguasai IT.

9. Berpenampilan menarik.

10. Sikap antusias dan menghayati penuh profesi sebagai instruktur nasional sagu sabu.

Semoga apa yang akan saya lakukan saat diklat calon instruktur nasional sagu sabu nantinya bisa sesuai dengan yang diharapkan dan dapat diterapkan pada kondisi nyata dilapangan. Bismillah