yoyon utomo

Selain sebagai guru di sebuah sekolah negeri di Jakarta, saya juga penulis di sebuah majalah bulanan di Ibukota. saat ini saya ingin mengembangkan bakat fotogra...

Selengkapnya
Navigasi Web
KOMEDI  PUTAR

KOMEDI PUTAR

Minggu pagi yang cerah, Rini bergegas keluar dari rumah menuju arena permainan komedi putar keliling. Rini anak semata wayang dari keluarga sederhana, Ayah Ibunya amat menyayanginya hingga apapun keinginannya mesti harus dituruti. Ia sering rewel bila keinginannya tidak dipenuhi, ujung-ujungnya membuat Ibu Rini pusing menghadapinya.

Pagi ini, Ibu Rini sedang menyapu membersihkan perkarangan rumah sedangkan Ayahnya sudah pergi bekerja di sebuah bengkel sepeda motor miliknya sendiri. Dinginnya udara pagi, tak menyurutkan Rini untuk membatalkan niatnya untuk bermain-main di arena permainan komedi putar.

“Rini! Rini! Jadi tidak kita naik komedi putar, nanti keburu mengantri naiknya kalau kesiangan”, sahut Endang menjemput sahabat karibnya itu.

“Jadi dong, kemaren aku sudah janji sama kamu, kapan lagi aku bisa naik komedi putar, kalau bukan hari ini. Ending tunggu sebentar yaa aku minta uang jajan dulu sama Ibu”, jawab Rini sambil mengambil sandal lalu menuju ke arah Ibu yang sedang membersihkan perkarangan rumah.

“Ibu aku mau naik komedi putar, bolehkan Bu”

“Boleh, tapi jangan siang-siang yaa pulangnya nanti takut kecapaian”, jawab Ibu sembari mengeluarkan uang lima ribu rupiah dari kantong bajunya untuk uang jajan anaknya itu.

Ibu Rini memang terlalu sayang terhadap anak semata wayangnya itu, belum Rini meminta uang jajan malah sudah diberikan. Setelah itu, dua sahabat dekat itu menuju arena permainan komedi putar yang jaraknya memang tidak terlalu jauh dari rumah Rini, dimana letaknya di lapangan bola yang sengaja disewa sementara untuk arena permainan komedi putar.

“Ah.. aku hanya mau naik komedi putar saja, tidak mau yang lain”, kata Rini kepada temannya setiba di arena permainan.

Cukup murah meriah juga, satu kali naik dipatok harga seribu rupiah. Uang jajan yang diberikan Ibu hanya lima ribu rupiah. Lama Rini berpikir tentang hal itu, kadang juga pipinya yang imut terangkat ke atas. Akhirnya dia menyimpulkan dalam hatinya. Ia akan meminta uang jajan lagi pada Ibu yang selalu menurutinya. Rini tahu pasti dengan merengek pada Ibu, keinginannya akan terkabuli.

Sudah lima kali putaran naik komedi putar, Rini masih kurang puas juga. Sementara itu, Endang sudah terlebih dahulu pulang ke rumahnya. Karena uang jajannya sudah habis, Rini pun bergegas pulang juga ia langsung menuju ke Ibunya yang sedang memasak di dapur. Tangannya sengaja memegang erat tangan kiri Ibu.

“Mau apa kamu memegang tangan Ibu. Pasti ada maunya, betulkan?” tanya Ibu yang sudah tahu gelagat anaknya.

“Ibu tahu saja! Rini mau naik komedi putar lagi Bu. Minta uang jajan lagi Bu?” jawab Rini dengan nada malu-malu.

“Hey… tadi pagi sudah Ibu berikan, masa minta lagi”

“Iya tapi Rini mau naik komedi putar lagi, buruan Bu”

“Tidak… tidak ada lagi uang jajan”, tegas Ibu

“Hhhheeeemmmmm…”

Melihat rengekkan anaknya itu. Ibu Rini sepertinya tidak tega. Dia pun akhirnya memberikan uang jajan kembali sebesar lima ribu rupiah. Setelah itu, Rini pun berhenti merengek dan bergegas kembali ke arena permainan komedi putar.

Sesampai di arena permainan, ia pun tetap bersikukuh hanya naik komedi putar. Namun kali ini Rini hanya sanggup naik tiga kali putaran, karena kepalanya mendadak pusing tujuh keliling. Akhirnya ia bergegas pulang ke rumah dan menghampiri Ibunya yang baik hati dan penyabar itu.

“Eh.. eh… kamu kenapa, ko cepat pulangnya? Sudah selesai naik komedi putarnya”, sahut Ibu pada anaknya.

“Ibu … Rini kepalanya pusing”

“Betulkan kata Ibu tadi pagi, kamu sih mainnya keterlaluan banget”

Begitulah ulah Rini, akibat dari keinginannya yang harus dituruti ke esok harinya dia tidak bisa masuk sekolah karena harus istirahat satu hari oleh Dokter yang memeriksa Rini karena kelelahan dari bermain naik komedi putar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post