Yoyo suharti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PUTRI BUKIT PELANGI

PUTRI BUKIT PELANGI

Hup ..!! Sekali lompatan putri

‌ Anjani langsung sampai ke istananya. Kereta kuda yang dinaikinya bersama para punggawa kerajaan meluncur pelan meninggalkan istana. Sepatu mungilnya terlihat cantik berjalan dilantai marmer yang begitu bening. Istana itu sangatlah indah, berwarna perak , menjulang tinggi membentuk kerucut diantara hamparan rumput di balik bukit.

Kedatangan Anjani langsung disambut empat orang dayang- dayang yang cantik gemulai, mengiring Anjani masuk kedalam kamarnya.

" Tuan putri, silahkan beristirahat .., Apa yang ingin tuan putri inginkan dihari ini akan kami siapkan..." kata dayang cantik itu sambil menundukkan wajahnya, membungkukkan badan memberi salam penghormatan.

" Terima kasih ayang -ayang cantik, aku tidak butuh apa-apa, silahkan kalian beristirahat.." kata Anjani lembut, dengan senyum yang sangat manis.

Ya, Anjani adalah putri dari istana perak, istana yang sangat megah di bukit Pelangi, demikian orang menamakan bukit itu . Bukit itu sangat indah berwarna -warni, bak cerahnya warna pelangi.

Bukit yang sangat subur dan tentram, di pimpin oleh Raja Maron, Raja yang sangat bijaksana dan adil, Ayahanda Putri Anjani semua rakyatnya menyayanginya.

Kecantikan dan kelembutan Putri Anjani sampai ke Antero jagad. Melintasi pulau-pulau, bukit-bukit, dan kota-kota dan daerah-daerah yang jauh. Siapa yang tak kenal putri Anjani, semua ingin melihat wajahnya , mengenal dirinya, dan orang akan terkagum-kagum melihat kecantikannya, belum lagi sopan santun tingkah laku dan sifatnya , sempurna, demikian orang akan berkata.

Raja Maron dan permaisuri sangatlah menyayangi putri Anjani, keduanya bukan hanya mengajarkan kebaikan , sopan santun dan juga kasih sayang, dan itu terlihat dari tingkah laku Putri Anjani yang sangat baik. Sang Raja berharap kelak ketika beliau sudah wafat Putri Anjani akan memimpin Bukit Pelangi seperti beliau memimpin negri ini, Arif dan bijaksana,tentu saja dengan seorang pangeran. Pangeran..?

Sang Raja sangat gundah dan gulana memikirkan putrinya, beliau sangat takut putrinya mendapatkan seorang pangeran tidak seperti yang diharapkan .

" Ayahanda., Kenapa ayahanda begitu terlihat risau, apa yang ayahanda pikirkan..? "

" Ayahanda memikirkanmu nak, siapakah kelak yang akan mendampingi hidupmu. Ayahanda sudah mulai menua, Ayah ingin kelak engkau akan hidup bahagia , dan Ayah takut salah dalam memilih orang yang akan mendampingimu.." kata Ayahanda pelan, putri Anjani merasa sedih sekali melihat Ayahandanya nampak resah.

Alkisah, banyak sekali pangeran dari penjuru dunia yang datang ingin meminang putri Anjani. Semua memiliki kelebihan, ketampanan dan kekayaan yang melimpah. Istana megah, dan kelebihan-kelebihan yang tiada tanding. Raja Maron tidak dapat memilih , karena semua istimewa. Yang datang meminang putri Anjani hanya yang memiliki kelebihan dan kehebatan saja dan semua bersaing mendapatkan Putri Maron. Hampir semua pangeran-pangeran itu sombong dan angkuh, semakin hebat pangeran -pangeran itu, semakin sombong dan tinggi hati, dan Raja Maron takut untuk menyerahkan putri Anjani kepada pangeran-pangeran itu.

Akhirnya Raja memutuskan untuk mencari pasangan hidup putri Anjani dari kalangan biasa, Raja berharap putrinya akan menemukan jodoh yang baik, dan menyayangi putrinya sampai akhir hayat. Rajapun menyamar menjadi rakyat kecil. Raja Maron menyampaikan keinginannya kepada putri Anjani , dan putri Anjani menyambutnya dengan senang hati.

" Aku juga akan menyamar menjadi gadis desa Ayahanda, aku akan memakai baju yang lusuh, dan aku akan membaluri tubuhku dengan abu, supaya orang tidak mengenaliku.." kata putri Maron pada ayahnya.

Dengan diam-diam suatu malam yang gelap, tanpa diketahui siapapun Raja Maron dan putri Anjani meninggalkan istana, keduanya hanya memakai pakaian lusuh , kusut dan kusam, berjalan mengendap-endap keluar istana tanpa membawa atribut istana dan tanpa membawa uang , hanya membawa pakaian lusuh yang dipakai di badan.

Ketika pagi sampailah keduanya didesa Ciwangi , desa yang sejuk dan beraroma harum . Ya karena banyak bunga -bunga bermekaran harum dan cantik sekali di desa itu dan karena itu desa itu dinamakan desa Ciwangi.

Dipagi yang sejuk tidak ada satu orangpun mengenali raja Maron dan putri Anjani. Untuk mulai menghidupi kebutuhan penyamarannya Raja Maron dan putri Anjani berjualan buah-buahan. Keduanya berjualan di pasar .

" Buah, buah ,.Buah segar mari beli..Buah segar membuat badan sehat.." teriak Raja Maron memanggil orang yang berlalu-lalang supaya membeli buah-buahannya.

Beberapa orang singgah untuk membeli dan tak satupun yang menyangka kalau penjual buah itu adalah Raja dan tuan putri bukit pelangi.

Tetiba pasar riuh, orang-orang berlarian ,semua nampak kacau..

" Kabuuurr...."

" Ayo cepat kita pergi dari sini sebelum pangeran Tonro sampai disini dan mengacak-acak dagangan kita..Cepaaaattt..!!!!!" Teriak pedagang sayur sambil lari pontang-panting tanpa membawa keranjang bawaannya lari secepatnya.

" Bapak tua dan gadis lusuh cepat bawa dagangan kalian sebelum pangeran itu mengobrak-abrik milik kalian, hayoo cepatttttt....!!!!!!" Kata beberapa pedagang sambil mengajak Raja Maron dan putri Anjani pergi, terlihat keduanya sangat kebingungan.

" Ada apa ini..? "

" Ayah, kenapa semua orang berhamburan pergi..?"

Belum lagi Raja Maron menjawab terdengar suatu bentakan keras..

" Hehhhhh..!!! Bapak tua dan gadis lusuh buruk rupa, kenapa kalian berdua menghadang jalan ini, kalian sudah bosan hidup rupanya..?! Cepat pergi dari penglihatan ku, membuat mataku sakit. Sudah kubilang kalau aku melewati jalan ini , jalan ini harus bersih dari para pedagang-pedagang kecil, apalagi peminta-minta seperti kalian . Pergiiiiiii..!!!!" Teriak pangeran itu dengan sangat kasarnya.

Wajahnya terlihat sangat keras.

Sejenak raja Maron memandang pangeran itu..Ooohhh.. ya Raja Maron mengenali orang yang sombong dan angkuh itu, dia d adalah pangeran Tonro dari pulau Biru, beberapa waktu yang lalu pangeran Tonro Ke istana untuk melamar putri Anjani . Raja Maron ingat waktu itu Pangeran Tonro terlihat sangat lembut dan baik. Hhhh.. Sungguh berbeda dengan ketika pangeran Tonro datang ke istana pelangi kemarin.

Ya Tuhanku, untung kemarin aku tidak menjatuhkan pilihan pada pangeran ini, kalau tidak putriku akan jatuh ke tangan orang yang kejam dan bermuka dua.., kata Raja Maron dalam hati.

Raja Maron masih kaget dengan apa yang dilihatnya, melihat Raja Maron hanya terdiam Pangeran Tonro marah, dan mendongakkan wajahnya.

" Siapa kau bapak tua, berani benar kau memandang wajahku.Tidak ada satu manusia pun disini yang berani menatap wajahku.." katanya dengan sangat congkak.

Pangeran itu pun mendekatkan kudanya kearah Raja Maron.

" Pengawal ..!! Singkirkan pengemis ini dari penglihatan ku, cepaattt..!! " Teriak pangeran Tonro, dan pengawal-pengawal berbadan besar itu siap untuk menarik badan Raja Maron.

" Berhenti..!!!!"

Terlihat seorang pemuda melompat mendekati raja Maron.

" Tonro, tidak sepantasnya kamu menyakiti orang yang tidak bersalah, apalagi orangtua. Kenapa kamu tidak juga berubah juga.." kata pemuda itu.

Ternyata seorang pemuda tinggi tegap dengan pakaian sederhana, berdiri didepan Pangeran Tonro, dengan pandangan marah.

" Sekali kamu berani menyakiti bapak tua ini hadapi aku dulu.." katanya lagi.

Dan, aneh pangeran Tonro langsung mengajak para punggawanya pergi dari situ.

Setelah itu pemuda itupun mengajak Raja Maron dan putri Anjani kerumahnya. Rumah sederhana, bersih dan rapi. Pemuda itu mengajak keduanya singgah dan beristirahat. Padahal pemuda itu sangatlah sopan, walaupun Raja Maron dan putri Anjani terlihat sangat kotor.

Setelah masuk terlihat seorang ibu terbaring dikamar, yaitu adalah ibu dari pemuda itu , menurut pemuda itu ibu pemuda itu sedang sakit.

Tidak lama kemudian pemuda itu bercerita, menurut pemuda itu, ternyata pangeran Tonro adalah kakak dari pemuda itu, pemuda itu dan ibunya sudah terusir dari istananya kerajaannya karena pangeran Biru selalu menghalau kesombongan dan keangkuhan kakaknya, pangeran Tonro tidak suka dan mengusir pangeran Biru dan ibunya. Demikian pemuda itu menutup ceritanya. Ya , nama pemuda itu ternyata pangeran Biru.

Setelah pangeran Biru selesai bercerita, raja Maron berkata,

" Naakk, maukah kamu menolong bapak..?"

" Ya, ada apa pak..? " tanya pangeran Biru itu dengan sangat lemah lembut. Raja Maron mengajak pangeran Biru itu mengantarnya pulang, sesampainya di instansi pelangi raja Maron mengatakan siapa beliau sebenarnya.

Betapa kagetnya pangeran Biru, ternyata orang yang sudah ditolongnya adalah Raja yang sangat besar dan termasyur.

Tanpa malu raja Maron meminta pangeran Biru untuk bersedia menjadi pendamping hidup putri Anjani dan menikahi putrinya.

Putri Anjani bersedia dinikahkan dengan pangeran Biru.

Berita itu terdengar kepelosok negri, dan ceritanya terdengar sampai ke telinga pangeran Tonro. Ya, pangeran Tonro hanya bisa menyesali apa yang sudah dilakukannya.

Demikianlah , akhirnya putri Anjani dan pangeran Biru hidup bahagia., Di Istana Bukit Pelangi..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post