Yoyo suharti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

TERKUKUNG AKU

Waktu menunjukkan pukul 6.10 menit, dengan cepat kusambar tas yang ada dimeja riasku. Aku harus berangkat cepat,dan berjalan kaki sekitar sepuluh menit untuk sampai dijalan raya.

Jarak antara rumah dan sekolah aku mengajar lumayan agak jauh sekitar dua kilometer, perbatasan kota Bogor dan kota Tangerang Selatan. Jika menggunakan angkot cuma empat ribu rupiah saja, dan kalau tidak macet dengan kendaraan motor hanya sekitar 15 menit. Tapi sayangnya jalan yang kulalui adalah daerah yang terkenal macet, melewati perkantoran, pertigaan, perempatan, SMP, SMA yang kesemuanya itu super-super membutuhkan tingkat kesabaran maha tinggi, belum lagi angkot yang akan kunaiki ini agak jarang, fiuhhhh..!

Aku berjalan dan hampir berlari. Dan, Alhamdulillah kebetulan mendapat mobil angkot dengan cepat. Hmmmm.., Aku akan duduk santai diangkot sambil melepas lelah pikirku.

Baru berjalan sekitar lima menit kemacetan mulai terjadi, perbatasan., Aku masih bisa santai, belum setengah tujuh tidak apa, pikirku.

Angkot mulai merayap, pelan, sangat pelan. Kudengar beberapa orang diangkot mulai gelisah dan menggumam. Jarak masih lumayan jauh dan melewati jalan-jalan yang rawan macet. Melihat beberapa orang yang gelisah aku tertular juga.

Hari semakin siang, jam tujuh lewat. Sekitar empat titik kemacetan harus dilewati, gelisah melanda..

Kuputuskan untuk naik ojek online, kubuka handphone, Oops..! Aku lupa kuota internetku habis, dan aku belum mengisinya. Aku cuma bisa diam, angkot yang tidak bergerak dan aku yang tak tahu harus apa.

Setengah delapan.., kubayangkan anak-anak sudah berbaris, dan mencari-cari aku. Kucoba mengirimkan sms kepada kepala sekolahku. Hhhhhh.., sms tidak terkirim pulsaku tidak mencukupi..,

" Ibu, bapak,neng, mbak saya ambil jalan ke kampung ya biar cepat sampe.." Kata sopir angkot memecah kebingungan. Alhamdulillah pikirku, sopir pintar.. Aku agak tenang..

Angkot melaju menuju perkampungan, semilir angin diantara pepohonan dijalan perkampungan sedikit menyejukan hatiku. Kuhibur diriku sendiri, kusejukkan hatiku bahwa dengan melewati Jalan alternatif akan cepat sampai ke sekolah.. Tapi.., Kembali Aku lemas, jalan menuju ke Jalan raya ditutup karna ada penduduk yang pesta. Ada panggung besar, hiburan dangdut, dan mobil tidak bisa lewat, angkot harus putar arah lagi..Duuhh,. Dadaku semakin terasa berat..

Angkot Kembali putar arah, aku pasrah. Beberapa orang kembali pulang.

" Saya mau naik kereta, udah telat, saya mau pulang aja.." Kata bapak itu kuyu.

Aku? Tak ada kata menyerah, Waktu menujukkan pukul 8.30. Ya sudahlah, aku tetap mengikuti alur angkot, semakin siang semakin macet..

Aku terkukung.. tak berdaya..

Tangerang selatan, 6 februari 2016.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post