Mohon kritikan dan saran
BERMAIN SONDAH MANDAH
Pagi yang cerah, membawa suasana hangatnya keluarga Cakra yang siap untuk melakukan kegiatannya.
“Cakra bangun…!!,” sapa Ibu sambil mengelus rambut Cakra yang lembut. Cakra pun bergegas bangun dan langsung menuju ke kamar mandi. Cakra segera mengambil air wudhu untuk melakukan shalat subuh.
“Bu, Cakra mau membereskan tempat tidur dulu,” saut Cakra. “Iya, Nak..!!,” sapa Ibu.
Setiap pagi, Cakra selalu membantu Ibunya di rumah. Cakra menyapu dan mengepel lantai, serta menyapu halaman rumah. Rumah yang bersih mencerminkan setiap kepribadian orang.
Pagi pun bergulir menjadi siang. Sang mentari sudah menampakan sinarnya. “Bu, Cakra mau bermain ya sama teman-teman di rumah Dava!!,” ujar Cakra. “Iya, Nak..!!, jangan terlalu sore mainnya,” jawab Ibu.
Mereka pun janjian diteras masjid tempat mengaji. “Assallamualaikum Cakra,” sapa Badu dari arah samping masjid. “Waalaikumsalam, Du,” jawab Cakra. Maman, Dena, Reka, dan Nina pun berdatangan secara bersama-sama. Setelah semua berkumpul, mereka pun langsung pergi ke rumah Dava.
Di perjalanan mereka berbincang-bincang dan bergurau satu sama lain. “Eh kawan, nanti enaknya di rumah Dava bermain apa ya?,” sahut Dena dan Reka. “Main game online saja, kawan!,” sahut Maman dibelakang. Game online adalah sebuah permainan informasi teknologi yang asyik sendiri dengan permainan dalam komputer atau handphone.
“Janganlah main itu, lebih baik kita bermain sondah mandah saja kawan!,” sahut Cakra sambil menyibakan senyum manisnya. “Bagus itu, permainan itu sudah lama tidak dipakai oleh anak-anak jaman sekarang,” Nina menjawab. “Iya, kayaknya asyik dan seru ni permainannya, ayo kita lestarikan permainan-permainan traditional kawan,” Dena menegaskan.
Mereka pun sampai di rumah Dava. Dava sudah menunggu dari tadi di depan teras rumahnya. Mereka sangat senang karena bisa bermain bersama-sama lagi. Sebelum bermain sondah mandah, Dava menyuguhi air dan beberapa cemilan kepada teman-temannya.
Seketika “Ayo kita mulai main kawan!,” Dena berteriak dengan penuh semangat. Mereka pun langsung menuju halaman rumah Dava.
Reka dan Nina dibantu Cakra bergegas membuat bentuk sondah mandah di atas tanah. Terlihat Maman duduk sendiri santai-santai di bawah pohon sambil makan es krim. Ternyata Maman malas untuk bermain sondah mandah karena tidak gaul permainannya.
“Hei Man, kenapa kamu tidak ikut bermain sondah mandah?,” tanya Cakra. “Malas ah, ga gaul, lebih baik main handphone saja sendiri,” jawab Maman.
Cakra pun mendekati Maman dengan memberikan pengertian kepada Maman. Akhirnya Maman pun mau bermain sondah mandah.
Terlihat Reka, Nina, Dena, Dava sudah selesai membuat sondah mandah. Mereka sudah memegang sepotong kenteng yang sudah dibentuk. Mereka pun bermain sondah mandah bersama-sama.
“Asyik ya ternyata bermain permainan traditional ini,” Dena dan Maman berkata. “Iyalah, permainan ini kan menuntut kejujuran dan kerja sama yang baik,” Cakra menyahut.
Mereka pun asyik bermain sondah mandah. Tidak terasa mereka pun harus segera pulang ke rumah masing-masing. “Sampai ketemu kembali kawan, semoga besok kita bisa bermain lagi,” ujar Dava. Akhirnya mereka pun pulang.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Jadi ingat anak-anak sewaktu masih kecil-kecil. Hehehe
Bagus pak Yudha, ada pesan moral didalamnya... hanya mngkn perlu dijelaskan permainan sondah mandah asal dari daerah mana dan cara singkat memainkannya, terimakasih