BERHARAP JADI CPNS, MALAH JADI CHAS (CALON HILANG AKAL SEHAT)
Oleh : Yudha Aditya Fiandra, M.Kom
PNS, sebuah status pekerjaan yang diimpikan jutaan masyarakat republik ini. Kepastian dan kemapanan finansial jadi salah satu alasan. Meskipun Indonesia terkenal dengan negara agraris dan negara, kedua hal tersebut sangat tidak berpengaruh dalam jenis pekerjaan yang diminati oleh masyarakat di Indonesia. Hasil kekayaan alam yang berlimpah tidak menggoda sedikitpun untuk diolah, sebaliknya masyarakat Indonesia lebih menyenangi pekerjaan yang "aman" dan “pasti”, apalagi kalau bukan menjadi seorang PNS.
Penulis sendiri lulusan CPNS 2018, ada banyak fakta unik yang penulis perhatikan sejak menjalani tes sampai resmi diterima bergabung dan mengikuti berbagai program pelatihan dasar untuk CPNS. Dari sekian banyak itu, akan sangat panjang untuk dijabarkan, penulis mencoba fokus pada satu bahasan fenomena, “jimat sakti CPNS”.
Seperti yang penulis jelaskan diawal, menjadi PNS adalah profesi idaman nomor wahid di Indonesia, idaman mertua pula jika mencari menantu. Berdasarkan data Badan Kepegawaian Negara (BKN), ditahun 2016 sebanyak 4,37 juta orang yang berprofesi sebagai PNS di Indonesia. Berdasarkan data tersebut, dapat kita simpulkan bahwa memang tidak salah jika kita mengatakan PNS merupakan profesi yang sangat diminati oleh masyarakat di Indonesia.
Tak heran banyak yang sampai hilang akal sehat untuk menjadi salah satu dari jutaan PNS yang ada. Pada seleksi CPNS tahun 2018 lalu misalnya, pertugas seleksi menemukan tak sedikit CPNS yang membawa jimat, ironi. Beraninya kau gadaikan imanmu, hanya untuk memakai sesuatu yang sudah jelas tidak akan berpengaruh apa-apa, bodoh. Kali ini saya agak geram.
Entah apa yang merasuki mereka, tidakkah mereka (pengguna jimat sakti jiwa sakit jiwa) ini paham sejak tahun 2013 tes CPNS sudah menggunakan sistem komputer atau yang lebih dikenal sebagai CAT. Antara sistem komputer dan sistem dukuners itu tidak ada kaitannya Mas Bro Sis, jauh. Dukun tempat mereka meminta jimat bahkan tidak paham sedikit pun alur kerja sistem informasi digital secara umum, apalagi alur sistem CAT BKN. Dengan sistem CAT, banyak keuntungan yang didapat diantaranya lebih kompetitif, adil, obyektif transparan dan bebas dari KKN. Dari KKN aja terbebas, apalagi dari dukun dan jimatnya yang terkutuk.
Ambisi boleh tinggi, namun iman dan akal tetap harus lebih tinggi dari itu semua. Kalau merasa tidak percaya diri untuk mengikuti tes, lebih baik tidak usah mengikuti, mungkin bisa diganti dengan kegiatan positif lainnya, daripada menghabiskan waktu untuk sesuatu yang sia-sia, sudah tak lulus, neraka jahanam pun menunggu kehadiranmu sebagai member tetap.
Sampai saat ini penulis belum paham cara kerja jimat yang digunakan peserta CHAS ini, apakah jimat mampu merubah hasil? Tidak mungkin, setiap butir jawaban soal yang dijawab benar, secara realtime ditampilkan di sebuah layar besar di luar ruangan yang bisa dipantau oleh semua orang yang menunggu. Peserta pun dapat melihat hasil akhir setelah semua soal diselesaikan, kemudian dimana peran jimat tersebut? Apakah jimat tersebut mampu merubah hasil komputer yang dikalkulasikan setiap saat (realtime)?
Mungkin mereka menganggap jimat untuk menambah kepercayaan diri, semacam sugesti. Namun tidakkah mereka sadari dengan membawa jimat, menggunakannya, membelinya, bahkan hanya berniat membelinya saja, itu sudah gambaran lunturnya kepercayaan diri mereka untuk bersaing secara fair.
Kalaupun mereka CHAS ini lulus dengan dukun beserta jimatnya, katakanlah jimat tadi memang menambah kepercayaan dirinya, what’s next? Lalu apa kemudian, setelah menjadi PNS tentu akan banyak sekali tuntutan kerja apapun bidang pekerjaan mereka nantinya, apakah setiap ada hambatan dan rintangan dalam bekerja, mereka lari kembali menuju jimat? Lalu dimana letak makna berjuang? Saudaraku, otakmu sebenarnya lebih ampuh dari jimat apapun.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar