Yudha Kurniawan

Salah satu editor mediaguru. Senang eksplorasi wilayah baru. Menjadi tenaga volunteer di beberapa wilayah baru, Indonesia dan CLC Etania Sabah Malaysia. Menjadi...

Selengkapnya
Navigasi Web

Coaching Approach

Saat ini coaching sebenarnya bukan ilmu baru lagi. Namun banyak orang dan juga lembaga baru mengenal coaching. Seperti saya.

Saya mengenal dunia coaching (mendengar) sudah cukup lama tahun 2000-an. Baru ikut pelatihan secara khusus dengan Coach Basbas dan Coach Idasyah melalui program Coching Untuk Negeri pada tahun 2019. 21 November 2019 lulus Coaching Skill Acceleration Program dengan kecakapan 11 kompetensi. Terutama terkait dengan kecakapan mendengarkan dan bertanya.

Ternyata coaching sangat berhubungan dengan skill/keterampilan. Pengalaman ini yang harus terus saya asah. Seperti berkendaraan (driver) coaching juga demikian. Setara dengan belajar berjalan, belajar berenang, dan belajar lainnya yang membutuhkan keterampilan. Semakin banyak jam terbangnya maka semakin piawai.

Mendengarkan dan bertanya umumnya bagi masyarakat umum menjadi biasa saja. Namun coaching lebih dalam lagi.

Sebagai guru, saya sangat terbantu dengan kemampuan coaching ini. Guru bukan lagi memerintah tetapi membangun keinginan belajar siswa dengan sadar. Ini tidak mudah karena terkait dengan kecakapan mendengarkan dan bertanya. Gampang-gampang susah menghadapi usia teeneger yang labil. Karena mendengar aktif dan bertanya yang memberdayakan perlu latihan.

Saya bersyukur sekarang, coaching diperkenalkan di dunia pendidikan. Kementrian Pendidikan Nasional membuat program guru penggerak yang salah satu materinya adalah Coaching. Ternyata guru yang dibekali dengan materi coaching sangat menikmati kegiatan belajar bersama siswanya. Membantu mengatasi tantangan baik di kelasnya maupun di sekolahnya. Saya yang awalnya seorang Autoritarian Teacher menjadi Teacher as Coach. Jadi banyak belajar akhirnya.

Ya, menghadapi anak terutama teeneger. Menjadi tantangan bagi saya. Mengubah coaching formal menjadi coaching informal yang lebih fleksibel yang dapat diterapkan pada lingkungan pendidikan tempat saya berkecimpung di dalamnya. Itu tidak mudah. Anak-anak atau siswa akan mengikuti proses coaching itu sendiri. Baik tantangan kelas, keluarga, maupun pertemanan di antara mereka.

Saya bersyukur melalui Program Coaching ini memberi saya memahami diri saya dan memahami siswa lebih baik sehingga tidak merasa tertekan ketika target-target pendidikan belum tercapai. Bahkan sangat mungkin melampaui target setelah ada refleksi baik pada diri saya maupun siswa saya.

Menghargai menjadi penting untuk memberi iklim positif yang akhirnya dengan sangat sadar perubahan yang lebih baik akan terjadi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post