Yudha Kurniawan

Salah satu editor mediaguru. Senang eksplorasi wilayah baru. Menjadi tenaga volunteer di beberapa wilayah baru, Indonesia dan CLC Etania Sabah Malaysia. Menjadi...

Selengkapnya
Navigasi Web

Eksperimen Kecil

Anak-anak sangat senang melihat langsung bagaimana asap dry ice memenuhi toples. Satu di wadah besar sedangkan satu lagi di wadah kecil. Ya, toples besar dan toples kecil. Toples yang menampung uap dyr ice yang disiram air. Gurunya memberi penjelasan singkat tentang sifat zat padat, cair, dan gas. Intinya bagaimana masing-masing ketiga zat tersebut berada dalam wadah. Apa yang terjadi? Mengapa ketiganya berbeda? Salah siapakah? Mana yang paling baik? Dan pertanyaan kecil itu terus dibangun agar anak-anak memiliki sikap keingintahuan yang besar.

Saya mencermati ada keinginan untuk mengeksplor lebih dalam. Ya, bola matanya bening mereka yang mengatakan itu. Sorot mata penuh tanya, sorot mata yang ingin mendapat pengetahuan baru. Mencari tahu tentang kebenaran yang ditanyakan gurunya. Kenaran menangkap pesan.

Kemudian mereka bercerita di rumahnya tentang eksperimen. Ya, eksperimen yang disampaikan gurunya membuat mereka ingin juga mencobanya sendiri di rumah. Mungkin dengan wadah yang lebih besar atau akan dicoba disiram dengan air panas yang belum dilakukan bersama tadi di ruang belajarnya.

Nah, perlu diketahui oleh orang tua dan orang dewasa di sekitar anak-anak bahwa tidak semua eksperimen itu dapat dilakukan sendiri. Bisa jadi berbahaya. Contohnya saja ekperimen yang menggunakan alat senjata tajam, atau pijar api, atau listrik, atau juga bahan kimia yang membutuhkan pengawasan orang dewasa. Jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan. Tanggung jawab dan peran orang dewasa yang mengawasi dan membimbing agar anak terhindar dari bahaya.

Di luar itu, saya melihat critical thinking anak atas problem solvingnya memberikan kesempantan untuk tumbuh dan berkembang lebih luas. Semoga kegiatan sejenis dapat dilakukan tanpa mematikan keingintahuan anak, seperti secara verbal dibahasakan dengan sangat terbatas. “Sudah tidak perlu tahu”, “pokoknya jadinya seperti itu”, “Itu gak perlu dijelaskan, kamu masih kecil”, dan perkataan verbal lainnya yang tidak mendidik anak.

Semoga anak-anak terus mendapat kesempatan untuk melakukan eksperimen bersama agar menumbuhkan critical thinking atas problem solving, baik secara individual maupun kelompok. Insyaallah dalam lima tahun kemudian, anak-anak akan semakin kritis dalam menyikapi tantangan pendidikan yang lebih seru dan menyenangkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya

18 Jun
Balas



search

New Post