“Aduh, gitu saja kok tidak bisa sih,” keluh Agus dengan kesal.

“Itukan tidak sulit. Mudah loh.” Agus sampaikan lagi dengan tidak sabar.

“Masa sih tidak bisa? Padahal mudah saja.” Agus mulai meragukan kemampuan Andi, temannya.

“Ini sudah dicoba, tapi benar saya gak bisa.” Andi menjawab dengan merasa bersalah.

“Bukan tidak ingin segera diselesaikan, Agus. Tapi saya tidak mengerti.” Sekali lagi Andi menyatakan tidak mampu.

“Ayo Agus. Sabar dengan temanmu. Biar Andi mencoba, jangan dimarahi.” Pak guru mulai melerai ketidakcocokan mereka.

“Jangan menghakimi dan jangan menghinanya, ya,” kata pak guru.

“Bisa jadi untuk tantangan ini, Andi menemui banyak kendala. Bisa jadi untuk tantangan lainnya kamu yang menemui kendala. Benar, kan?” Pak guru mulai menyemangati Andi.

“Iya sih Pak Guru. Saya gemes saja karena dari tadi tidak selesai,” keluh Agus.

“Tidak apa-apa, Nak. Kalian sekarang masih tumbuh. Belajarlah sebanyak-banyaknya. Pahami temanmu. Pahami juga kekurangannya agar tidak berharap terlalu banyak.” Pak guru memberi nasihat pada keduanya.