Parafrasa dalam Puisi (15)
Parafrasa dalam Puisi (15)
Meneroka makna puisi karya Hartoyo Andangjaya melalui parafrasa
Hartojo Andandjaja (lahir di Solo, Jawa Tengah, 4 Juli 1933 – meninggal di Solo, Jawa Tengah, 30 Agustus 1990 pada usia 57 tahun) adalah sastrawan Indonesia angkatan 1966. Mengawali kariernya sebagai penulis lepas, kemudian mengasuh sejumlah media massa sebagai redaktur (Sumber: https://id.m.wikipedia.org)
Beliau dikenal sebagai penyair kerakyatan, yang ikut serta mencetuskan Manifes Kebudayaan pada tahun 1963.
Berikut salah satu karyanya yang memotret keseharian rakyat.
Perempuan-Perempuan Perkasa
(Hartoyo Andangjaya) Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta, dari manakah mereka ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa sebelum peluit kereta pagi terjaga sebelum hari bermula dalam pesta kerja Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta, ke manakah mereka di atas roda-roda baja mereka berkendara mereka berlomba dengan surya menuju gerbang kota merebut hidup di pasar-pasar kota Perempuan-perempuan perkasa yang membawa bakul di pagi buta, siapakah mereka mereka ialah ibu-ibu berhati baja, perempuan-perempuan perkasa akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota mereka : cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa
Pada kesempatan ini, saya mencoba “membedah” makna yang ingin disampaikan penyair melalui parafrasa.
Perempuan-Perempuan Perkasa
Perempuan-perempuan (desa) yang membawa bakul di pagi buta, dari manakah mereka (pergi) (?) (Mereka) (pergi) ke (arah) stasiun kereta(.) Mereka datang dari bukit-bukit desa sebelum peluit kereta pagi terjaga(,) sebelum hari bermula dalam pesta kerja(.) Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta, ke manakah mereka (pergi) (?) Di atas roda-roda baja mereka berkendara(.) Mereka berlomba dengan surya menuju gerbang kota (dan) merebut hidup di pasar-pasar kota(.) Perempuan-perempuan perkasa yang membawa bakul di pagi buta, siapakah mereka(?) Mereka ialah ibu-ibu berhati baja, perempuan-perempuan perkasa (laksana) akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota(.) Mereka (adalah) cinta kasih yang (selalu) bergerak menghidupi desa demi desa(.)
Bentuk parafrasa yang didapat seperti berikut.
Perempuan-Perempuan Perkasa
Perempuan-perempuan desa yang membawa bakul di pagi buta, dari manakah mereka pergi? Mereka pergi ke arah stasiun kereta. Mereka datang dari bukit-bukit desa sebelum peluit kereta pagi terjaga, sebelum hari bermula dalam pesta kerja. Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta, ke manakah mereka pergi? Di atas roda-roda baja mereka berkendara. Mereka berlomba dengan surya menuju gerbang kota dan merebut hidup di pasar-pasar kota. Perempuan-perempuan perkasa yang membawa bakul di pagi buta, siapakah mereka? Mereka ialah ibu-ibu berhati baja, perempuan-perempuan perkasa laksana akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota. Mereka adalah cinta kasih yang selalu bergerak menghidupi desa demi desa.
Batununggal Indah, 6 September 2021 13:57
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Pak Yudi.
Terima kasih, Bu. Salam sehat selalu.
Mantab parafrasanya Pak Yudi. Salam literasi!
Terima kasih, Bu. Salam sehat selalu.