Yudi Karsono

Menjadi guru sejak tahun 1991, 15 tahun kemudian, tepatnya tahun 2006 diangkat sbg Kepala Sekolah. sekarang bekerja sbg Pengawas Sekolah di Koorwilcam Di...

Selengkapnya
Navigasi Web

DI BALIK TEMBOK SEKOLAH

Aku masuk ke ruang ekstrakurikuler. Ada empat orang yang menantiku, yaitu pendamping, pelatih, kepala sekolah, dan Mita. Beberapa saat aku memperhatikan wajah-wajah yang masing asing ini. Kuperhatikan satu persatu. Guru pendamping mirip sekali dengan kawanku di kantor lama. Namanya Alex. Pipinya tembem, perutnya gendut, bicaranya pelan. Wajahnya oval, kepalanya hampir plontos, dan berkacamata minus. Kemudian ada pelatih yang duduk di belakang organ. Namanya Albar. Sama sekali bukan keturunan dari mana-mana. Orangnya kurus, rambut lurus, hidung bagus, hitam manis, dan sangat mudah tersenyum. Sepintas aku perhatikan, orang ini mirip sekali dengan tokoh pemain sinetron Haji Tile. Aku bersalaman dengan mereka, satu persatu. Mas Albar, aku panggil mas meski orang ini terlalu tua untuk dipanggil mas. Ia tersenyum kepadaku. Khas sekali. Mirip banget senyum Haji Tile. Mita ikut-ikutan tersenyum. Sepertinya senyum Mita ditujukan kepada Pak Tile, eh, Mas Albar. Tidak tahu, kenapa Mita tersenyum? Mungkin karena Mas Albar ini ompong dua. Giginya hilang dua. Aku dan Mita juga ikut tersenyum melihat ompongnya yang tampak lucu. Berapa sih usianya? Kok, ompong dan tua yah? Apakah karena jarang makan makanan yang mengandung zat anti oksidan? Atau bagaimana? Sementara ini Mas Albar tidak merokok. Di ruangan ekstra ada tulisan “terima kasih anda tidak merokok”. Lagi pula di sekolah sekarang ada larangan untuk merokok. Sejatinya Mas Albar ini perokok berat. Biar saja dia tersiksa karena tidak ada suguhan rokok sebagaimana di tempat-tempat karaoke. Mas Albar ini memang tidak mempan nasihat untuk berhenti merokok. Ini jelas-jelas perbuatan yang tidak perlu ditiru. Gaya yang aku suka dari Mas Albar ini, memang kenyentrikannya. Jiwa seninya sudah sangat kental. Gaya hidup sebagai seniman menjadi merek dagangnya. Ke mana-mana pakai blue jeans yang rada-rada kumal, seperti jarang dicuci. Tidak hanya celananya yang (barangkali) jarang dicuci, tetapi mukanya juga loh (mungkin)! Siapa tahu kalau sering-sering dicuci akan tambah ganteng seperti Rendy Pandugo. Rambutnya sebahu agak awut-awutan. Bersyukur ia tidak berambut keriting, sehingga namanya tidak perlu berubah menjadi Achmad Albar. Sungguh itu rahasia seorang seniman. Ia sangat menikmati keindahan hidup. Hanya itu? Bukan arti hidup? Style Mas Albar tidak terurus karena kesibukannya. Ia harus melatih vokal di berbagai sekolah. Sebelum masuk sekolah, bapak ibu guru sudah wanti-wanti, awas! Awas, tidak boleh meniru perilaku yang kurang baik dari Mas Akbar. Anak-anak hanya boleh meniru kepintarannya dalam soal seni musik. Tidak boleh meniru kebiasaannya merokok, jarang mandi, berambut gondrong, jarang tidur, dan bangun kesiangan. Mas Albar dan Pak Alex memang sangat kompak. Khususnya dalam melatih para siswa. Alex sosok guru multi talenta. Ia mahir memainkan segala jenis alat musik. Mulai dari kentongan, bedug, gitar, gamelan, angklung, calung, piano, biola dan organ. Bagi yang belum kenal Pak Alek, menyangkanya sebagai pejabat penting. Maklum, pipinya tembem, perutnya gendut, dan kepalanya sudah mengkilap. Ia lebih pas menjabat kepala bidang, atau sekurang-kurangnya kepala seksi. Tapi ia lebih suka jadi kepala seksi, yaitu seksi konsumsi. Seksi yang membuatnya dapat lebih berbobot. Mita, siswa kelas enam sekolah dasar ini sungguh luar biasa. Selain pintar di kelas dalam berbagai mata pelajaran, ia memiliki suara yang bagus. Suara penyanyi pop bisa. Penyanyi keroncong oke. Penyanyi dangdut ala Cita Citata oke. Penyanyi jaz (masih latihan). Mita biasa juga menyanyikan lagu-lagu nasional di lomba-lomba tingkat sekolah, kecamatan, dan kabupaten. Piala ada beberapa yang sudah pernah diraih. Ada dua belas piala yang berjajar di rumahnya. Ini prestasi yang membanggakan bagi teman-teman, guru-guru, pelatih, dan keluarganya. Beruntung sekali Mita bertemu pelatih ekstrakurikuler yang berpengalaman. Mas Albar melihat bakat dari Mita dan ketiga kawannya. Mas Albar sebagai pelatih merasa telah menemukan mutiara di sekolah yang dibinanya. Sebagai pelatih profesional, jangan diragukan lagi kemampuannya dalam memainkan alat musik. Walaupun tidak selincah dan seatraktif Kitaro, permainannya sudah enak didengar. Jari tangannya yang kurus piawai memainkan tombol-tombol yang ada di papan organ. Hari ini ia sedang mencari-cari nada awal untuk sebuah lagu. Pertama, lagu Pancasila Rumah Kita ciptaan Franky Sahilatua, kemudian disusul lagu Laskar Pelanginya Nidji. Lagu yang ceria ini dengan back vokal tiga anak adik kelas Mita. Pak Alex menyodorkan catatan kepada Mita. Lagu lainnya “Tundukkan Dunia” yang dinyanyikan BCl sangat bagus dibawakan oleh Mita. “Hari ini kita berlatih 5 lagu,” kata Pak Alex gurunya. “Apa saja?” kata Mas Albar. Pak Alex menyodorkan fotokopi 5 lembar lirik lagu kepada Mas Albar. Lirik dibaca sebentar kemudian mengingat kembali. Sepertinya kelima lagu sudah hafal. “Dimulai, oke?” tanya Pak Alex gurunya. “Oke,” jawab Mita. Suara Mita yang indah mengisi ruang-ruang kelas yang sunyi ditinggal pulang para penghuninya. Suara itu merayap menyapa ruang guru yang penuh dengan buku. Bapak ibu guru sebentar-sebentar ikut menyanyi lagu yang sedang dibawakan oleh Mita. Para atlet yang sedang berlatih di gelanggang olah raga berhenti sejenak, terkesima dengan suara indah Mita. “Suaranya bagus,” celetuk seorang atlet lari yang berhenti lari. Sejenak ia mendengarkan suara Mita dari balik tembok gelanggang oleharaga. Seperti apa Mita ya? Pasti anak cerdas dan lincah, gumamnya. Belum lagi kepala sekolahnya. Pasti perhatian, cantik, lincah dan pintar menyanyi. Haha, jadi atlet jangan suka mengkhayal! ***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

monggo, mampir utk silaturahmi, trmksh

03 Oct
Balas

Benar2 Bpk Pengawas Penulis produktif. Selmat dan sukses sll

03 Oct
Balas

Ceritanya bagus pak

03 Oct
Balas



search

New Post