Yudi Karsono

Menjadi guru sejak tahun 1991, 15 tahun kemudian, tepatnya tahun 2006 diangkat sbg Kepala Sekolah. sekarang bekerja sbg Pengawas Sekolah di Koorwilcam Di...

Selengkapnya
Navigasi Web

KURTILAS BUKAN KUR ... TILAS

KURTILAS BUKAN KUR ...TILASMengupas (tidak) Tuntas Penilaian KurtilasAda hal yang sangat menarik dari pelaksanaan Kurikulum 2013, khususnya tentang penilaian. “Kurtilas Bukan Kur ... Tilas, Mengupas (tidak) Tuntas Penilaian Kurtilas”. Kurtilas idealnya bukan jejak tanpa makna atau dalam bahasa Jawanya kur tilas, mung tilas (hanya jejak), dan itupun jejak tanpa arti, atau sebutlah hanya sebuah kenangan. Seindah apapun kenangan, hanyalah sebuah kenangan. Bukan itu yang diharapkan dengan keberadaan Kurikulum 2013 ini. Kurikulum ini harus dapat menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks. Untuk generasi yang akan datang.Setiap guru sudah maklum kalau penilaian Kurtilas melingkupi 3 aspek: sikap (spiritual-keagamaan dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan. Guru diharapkan mau dan mampu mencermati kompetensi dasar dari aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Aspek lain yang tidak boleh luput dari perhatian guru adalah penilaian sikap spiritual, dan sikap sosial. Guru diharapkan mampu mendeskripsikan capaian hasil penilaian, baik aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.Guru mampu menilai aspek sikap, khususnya dalam merencanakan, melaksanakan, mengolah, memanfaatkan dan melaporkan hasil penilaian. Pada tahap perencanaan guru dapat merumuskan indikator instrumen, menentukan teknik yang pas sesuai dengan KD yang diajarkan, dan mengembangkan rubrik penilaian.Setelah proses pembelajaran dilalui oleh guru dan siswa, kompetensi spiritual keagamaan diharapkan menjadi sikap hidup. Anak memiliki sikap taat beribadah, rajin berdoa, mampu mengimplementasikan sikap toleransi, dan senantiasa bersyukur. Empat perilaku yang menjadi tujuan penilain ini menjadi semacam ramuan yang akan membentuk generasi bangsa yang memiliki kecerdasan spiritual (spiritual quotient). Pada aspek sosial, siswa memiliki, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai sebagai makhluk sosial. Siswa memiliki kejujuran, bersikap disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri. Sikap sosial ini terus-menerus terinternalisasi, sehingga siswa ke depan tidak korupsi, tidak malas, tidak lebay, tidak cuek, dan tidak minder (rendah diri). Ini jejak yang yang harus diukir oleh generasi baru dengan kurikulum baru. Jadi Kurtilas, tidak sekedar kur ... tilas! (Yudi Karsono,S.Pd.,M.Pd. Peserta SAGUSABU PGRI PURBALINGGA, Alamat Tugas: Pengawas UPT Dindikbud Kecamatan Kertanegara). Kota Perwira, 30 Oktober 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sip deh

30 Oct
Balas

mtr nwn sdri -ku yg sll semangat

30 Oct

Piyee yaa,,saya yang masih baru dikancah dunia pendidikan,,sangat butuh karakter yang kuat dan menguatkan,,,

30 Oct
Balas

Thank u miss sagusabu, salam sukses

30 Oct

Thank u miss sagusabu, salam sukses

30 Oct

Siip.

30 Oct
Balas

Jazakumulloh akhina Pras, salam sukses

30 Oct

Setujuuu !!! Lalu .... ????

30 Oct
Balas

Loh tdk tuntas b pengawas, ... lulu ... besok-besok lah, hehe

30 Oct

Hebat....hebat....hebat....

31 Oct
Balas

mantap

30 Oct
Balas

Trmksh, sobat

30 Oct

Mencerahkan..

30 Oct
Balas

htr nwn kawan

30 Oct

Sip deh pak yudi...

30 Oct
Balas

ayo berkarakter secara nyata dan otentik, lanjutkan.....

30 Oct
Balas

Luar biasa, siiplah....

31 Oct
Balas

Skip ...lah!

18 Nov
Balas



search

New Post