Yudi Karsono

Menjadi guru sejak tahun 1991, 15 tahun kemudian, tepatnya tahun 2006 diangkat sbg Kepala Sekolah. sekarang bekerja sbg Pengawas Sekolah di Koorwilcam Di...

Selengkapnya
Navigasi Web
LAKI-LAKI DAN LIPSTIK

LAKI-LAKI DAN LIPSTIK

LAKI-LAKI DAN LIPSTIK(Bukan Kisah Nyata)Kebetulan aku sedang sendiri di sebuah restoran atau rumah makan, atau sebut saja warung, atau apalah. Intinya tempat ini menolong orang menghilangkan rasa lapar. Menu yang ada di hadapanku semangkok sup buntut. Setahuku ini buntut sapi. Saat menikmati sup buntut, tiba-tiba mataku menangkap pemandangan yang menarik. Sepasang manusia yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Berjalan bergandengan tangan sambil cekakak-cekikik riang gembira. Laki-laki dan perempuan. Pasangan yang ideal. Tangan mereka saling bergandengan erat. Mereka saling memeluk, menggenggam, kemudian tertawa. Orang yang melihat sedikit risih. Mungkin itu yang namanya mesra, atau apalah. Aku pikir, apakah keduanya saling mencintai atau mereka baru saling mencintai atau pura-pura mencintai? Semua itu aku kurang begitu memahami. Atau barangkali karena otak dan hatiku berada di habitat budaya yang memang berbeda. Barangkali mereka sudah lama hidup di negeri serba bebas aku juga tidak tahu. Keduanya sangat mesra. Motif kemesraan itu aku juga tidak tahu. Karena aku tahu kalau aku tidak tahu lebih baik aku menikmati sup buntut dihadapanku.Rasa penasaran yang tadi menyeruak tidak mudah untuk diredam. Tak tahan rasanya untuk mencuri pandang perempuan cantik dengan lisptik yang menarik. Lipstik yang membuat hatiku benar-benar sangat tergelitik. Sesekali aku melihat sebentar ke arah mereka. Betul sekali, mereka mesra luar biasa. Makan saling suap seperti pengantin baru. Ada apa dengan mereka? Biarkan saja. Mungkin keduanya sedang menghafal sebuah skenario dalam adegan drama sinetron. Pasangan itu memang sangat pas untuk memerankan sosok yang maskulin dan romantis. Sedangkan pasangannya tentu menggambarkan perempuan yang feminin dan mempesona. Aku jadi teringat isteriku. Perempuan sederhana. Sangat sederhana. Pekerjaan isteriku sehari-hari hanyalah mengasuh anak-anakku. Tidak lebih tidak kurang. Anak-anak sangat dekat dengan isteriku. Bahkan mungkin terlalu manja. Aku senang melihat hubungan ibu anak yang begitu lekat, dekat, rekat, dan kuat. Tak ada pembantu di rumahku. Semua dikerjakan sendiri oleh isteriku. Mulai dari memasak, mencuci pakaian semua orang di rumah. Memandikan Si Kecil, mengantar sekolah, belanja ke pasar, dan tugas lain yang tak dapat disebut satu-satu semua dihadapi sendiri. Kadang-kadang saja aku membantunya.Suatu hari aku pulang dari kantor membawa beberapa tas kresek. Isinya oleh-oleh suprise untuk isteriku. Kutunjukkan, tas kresek putih untuk ibu. Tas kresek hitam untuk Si Sulung. Tas kresek bergaris untuk anakku nomor 2 dan 3, dan tas kresek biru untuk Si Bungsu. Mereka berebut ingin tahu isinya. Tas kresek untuk anak-anak isinya oleh-oleh. Si Sulung dapat martabak telor. Nomor 2 dapat roti bakar. Nomor 3 dapat pizza, dan yang bungsu dapat es krim. Isteriku dapat apaan? Rasa penasaran membuat isteriku membuka tas kresek putih. Isinya 1 paket lipstik branded yang biasa dipakai orang-orang cantik. “Apa-apaan, Bapak ini?” tanya isteriku terperangah.“Itu agar kamu lebih cantik,” kataku apa adanya.Isteriku diam sebentar, kemudian berkata sedikit panjang dan sedikit lebar. Ia mengingatkanku. Ia memujiku sebagai laki-laki sejati, yang romantis, bertanggung jawab, bla, bla, bla. Baik-baik semua. Jangan lupa, kata isteriku, mengapa aku memilih dia karena kesederhanaannya. Sederhana itu cantik. Sederhana itu wangi. Sederhana itu istimewa. Lihat, isteriku tidak terlalu jelek. Ia tidak pernah memakai parfum, tetapi aromanya tetap sedap-sedap saja. Bau mulutnya juga fresh. Tak ada yang kurang. Kekurangannya, ia belum pernah memakai lipstik. Kata-kata terakhirnya, isteriku tak butuh lipstik. Untuk apa lipstik. “Memangnya aku ini badut apa?” katanya sambil membungkus kembali lipstik satu kresek pemberianku. Akupun menerima kembali hadiah yang tadinya kuanggap “suprise” itu. Akupun melongo. Kota Perwira, 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Apik pak,,,lumayaan,,,saya sendiri yo masih mereka kemampuan,,,hehehe

26 Oct
Balas

Trmksh, trmksh

27 Oct

Trmksh, trmksh

27 Oct

Sdrku, mohon komen nya y? Komen anda begitu berharga. Salam sukses.

26 Oct
Balas

Coba beri yang dia inginkan bukan yang kita inginkan !

27 Oct
Balas

Trmksh. Betul, indah sekali,"Beri yg dia inginkan bukan yg kita inginkan,". 1 lagi resep bahagia. Terimkasi. Hatur nwn

27 Oct

Wow...Bpk terhipnosis ...meski berusaha menikmati sup buntut namun pikiran dan perasan fokus pd mereka, al hasil mencoba menirunya, jika Bpk melihat mrk dg netral, hati Bpk tentu sudah puas dengan keadaan istri...maaf comen nya sedikit panjang dan sedikit lebar

26 Oct
Balas

Trmksh, tq

27 Oct



search

New Post