BAWAL BAKAR BUATAN IBU
Ntah dari mana aku memulai semua ini. Apakah harus menjadi gendut dulu baru tau bahwa semua makanan yang disediakan oleh ibuku itu enak rasanya. Rasa itu dimulai ketika sepupuku mengajak kami bermain di tepi laut. Di keramba apung yang dikelola oleh oom ku. Disitu kami mandi-mandi dan mulai menautkan pancing di sisi lain keramba apung itu.
Tidak disangka, ternyata dalam keadaan kami lagi bersenang-senang bermain air, pancing kami di makan oleh Ikan yang membuat pancing kami terjatuh dan menjadikan keributan sehingga kami bergegas untuk meraih pancing yang sudah kami tautkan itu, dan benar saja ikan telah melahap umpan dari pancing kami, dan kami berhasil mendapatkan ikan kerapu merah yang beratnya mencapai 5 Ons.
Hasil pancingan itu kami bawa pulang dan ditambah dengan oleh-oleh dari si om yang punya keramba apung berisi ikan bawal laut. Setelah sampai di rumah ibuku langsung membersihkan dan menyiangi ikan – ikan itu, lalu mempersiapkan bumbu-bumbunya dan aku disuruh untuk membuat bara api. Lalu setelah semua siap, aku mulai memanggang ikan kerapu dan bawal yang kudapat dari memancing tadi. Disaat aku membakar ternyata ibu mempersiapkan sambal kecap yang akan kami makan nanti.
Setelah makanan selesai dimasak, kami mulai menyantap makanan itu bersama. Dan pada saat itu aku disuguhkan oleh ibu satu ekor bawal yang kubakar tadi. Dan rasanya sungguh sangat membuat lidah dan perasaanku menjadi sangat bahagia. Rasa yang memang unik dan belum pernah aku rasakan sebelumnya. Rasa empuk daging ikan bawal segar itu ditambah bumbu-bumbu yang disediakan oleh ibuku dan bercampur dengan sambal kecap buatan ibu. Oh, sungguh rasa yang ingin berulang setiap saat dilidah dan bibirku. Rasa yang sangat unik dan sulit untuk kulupakan.
Namun, ternyata ikan bawal itu harganya mahal, membuat aku dan keluargaku tidak bisa membuat makanan seperti itu setiap saat, bahkan setiap bulan, namun rasa itu masih tetap kuingat dan sangat kuidamkan dalam setiap makanan yang kusantap setiap harinya. Namun dari semua itu hal yang lebih berharga adalah aku slelau bisa merasakan masakan ibuku.
Hmm,...
Masakan Ibu memang tiada duanya, kemanapun kakiku melangkah aku selalu merindukan masakan ibu yang membuat lidahku selalu bergoyang, dan beliau adalah koki terhebatku. TERIMA KASIH IBUKU, KAU SELALU DIHATIKU...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar