yuhana fetri

menjadi guru adalah panggilan jiwa. Menyampaikan ilmu dan mendidik adalah kewajiban setiap individu maka jalan yang paling mulus adalah berprofesi sebagai guru....

Selengkapnya
Navigasi Web

MEMBUMIKAN PIKIRAN DENGAN MENULIS

Memasuki dunia kerja sebagai guru, bakat menulis ini benar-benar sangat membantu. Baik dalam tugas wajib mengampu mata pelajaran dalam pembuatan persiapan pembelajaran, maupun kegiatan ekstra yang diberikan kepada siswa. Dalam masa ini kemampuan dikerahkan semaksimal mungkin dalam membimbing pembuatan mading. Siswa yang punya bakat dalam hal tulis menulis merasa terbantu dengan bimbingan tersebut. Kegiatan lain yang aku lakukan adalah membuat naskah drama yang ditampilkan saat kegiatan Forum An-Nisa. Pengalaman ini rupanya sangat membekas kepada siswa saya, sehinggga mereka menuliskan di medsos, bahwa pengalaman itu sangat berharga dalam mengasah kemampuan seta pesan moral yang disampaikan sebagai sebab mereka mendapatkan hidayah.

Pengalaman yang tidak terlupakan ketika menulis naskah drama yang berjudul Pilar Hati yang Retak. Beberapa bulan kemudian, ternyata keluar sinetron dengan judul Anakku bukan Anakku, yang ide dan jalan ceritanya hampir bersamaan dengan drama yang sudah ditampilkan siswa.. Ketika itulah aku menyadari bahwa kemampuan apapun termasuk menulis, adalah anugerah dan ilham dari Allah, jika kita tidak manfaatkan, maka ilham ini akan diberikan kepada orang lain.

Siswa saya yang diajar dua puluh tahun yang lalu pernah menceritakan kembali kepada saya, drama yang pernah mereka tampilkan tentang Palestina yang membuat air matanya bercucuran. Padahal saya tidak ingat lagi jalan cerita yang ditulis saat itu. Ternyata jejak tulisan akan sangat berpengaruh dalam kepada seseorang.

Hobi merangkai kata ini menyebabkan beberapa tahun dipercaya mengajar bahasa Indonesia, padahal mapel yang aku ampu sebenarnya matematika. Ketika ditanyakan kepada orang yang baru kenal, atau kepada siswa baru di tahun ajaran, mapel apa yang saya ajar, maka hampir Sembilan puluh persen mengatakan saya mengajar bahasa Indonesia.

Dalam acara-acara perpisahan di sekolah, aku didaulat untuk menulis dan membacakan kata-kata perpisahan. Baik perpisahan dengan siswa atau pun dengan guru. Maka dalam detik-detik perpisahan itu, akan ada banjir air mata. Nah! kalau sukses seperti itu ada kepuasan tersendiri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post