Wanita Perkasa

Ibu adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah untuk senantiasa melindungi dan rela mengorbankan apa saja bahkan nyawanya sendiri demi kebahagiaan anak anaknya. Begitu besar pengorbanan seorang Ibu, mulai dari mengandung, Ibu merelakan perubahan fisik dan psikisnya karena pengaruh hormon kehamilan. Ia bersusah payah melindungi calon anak yang masih berada di dalam rahimnya. Makan tidak enak dan tidurpun tidak nyaman, dan itu dilakukannya selama sembilan bulan. Setelah itu, masih ada rasa sakit yang tiada pernah ia keluhkan saat menanti kedatangan buah hatinya ke dunia. Selama persalinan, nyawa pun Ia pertaruhkan demi kelahiran malaikat kecil anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Tidak berhenti sampai di situ, Ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, maka ASI terbaik selalu diusahakan supaya bisa dinikmati oleh buah hati dan belahan jiwanya selama dua tahun. Belum lagi, rengekan tangisan setiap malam selalu membuat Ibu siaga dan rela terjaga semalaman demi kenyamanan anaknya. Itulah mengapa dalam agama Islam sudah jelas mengajarkan untuk selalu memuliakan seorang Ibu, karena begitu besar kasih sayangmu kepada anak-anakmu. Ibu, Ibu dan Ibu.

Tidak akan pernah ada habisnya kata-kata untuk menceritakan tentang kisah seorang Ibu. Begitu juga tentang Ibuku. Sejatinya, Ibuku adalah wanita yang lemah lembut. Lembut tutur katanya, lembut pula hatinya, penuh perhatian dan kasih sayang. Tapi, demi memberikan yang terbaik bagi anak-anak dan keluarganya,  Ibu menjadi wanita perkasa yang hebat. Ibu selalu mencurahkan segala kasih sayangnya kepada kami, dari kecil hingga dewasa. Beliau selalu mengutamakan kebahagian kami, daripada kebahagiannya. Mendahulukan kepentingan kami, daripada kepentingan pribadinya. Bahkan Ibu rela menahan rasa laparnya demi melihat kami bisa tidur nyenyak dengan perut kenyang. Masih teringat jelas kenangan bersamamu. Kini, Ibu telah meninggalkan kami selamanya ketika aku berusia 20 tahun. Aku belum bisa membahagiakan Ibu sampai Allah memanggilmu selamanya. Hal yang paling kusesali sampai saat ini adalah aku tidak bisa berada disamping Ibu ketika Ia berjuang melawan penyakitnya. Maafkan aku Ibu, aku belum bisa menjadi anak yang bisa kau banggakan. Aku akan selalu mengingat ilmu yang pernah kau ajarkan, dan aku akan berusaha untuk menjadi anak yang bisa membuat Ibu bangga karena telah melahirkanku. Saat ini hanya doa yang bisa aku panjatkan kepada Allah SWT, supaya Ibu selalu diterangi kuburnya, diampuni segala dosa-dosanya dan ditempatkan di tempat yang mulia, di Surga NYA. 

Allah memang Maha Baik, setelah beberapa tahun kehilangan sosok seorang Ibu yang sempurna, Allah menggantinya dengan memberikanku Ibu mertua yang juga sangat hebat. Beliau juga wanita perkasa yang penuh kasih sayang. Ibu mertuaku adalah sosok Ibu yang baik, tulus dan apa adanya. Aku biasa memanggilnya dengan sebutan Emak. Emak adalah wanita desa yang tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. Walaupun hanya tamatan Sekolah Dasar, Emak mampu mendidik dan mengantarkan putra dan putrinya menjadi seorang sarjana dan menjadi orang yang sukses. Yang sangat aku kagumi dari Emak adalah beliau bisa merawat, mendidik dan mencurahkan kasih sayangnya kepada 8 anaknya, tanpa dibantu seorang asisten rumah tangga. Sungguh wanita perkasa. Sedangkan aku hanya mempunyai dua anak saja, tidak bisa setangguh Emak. Emak tidak pernah membedakan anak dan anak menantunya. Ia selalu memberikan perhatian dan kasih sayangnya secara tulus. Aku menemukan sosok seorang pengganti Ibuku yang telah tiada pada diri Emak. Ibu Mertuaku sudah kuanggap sebagai Ibu kandungku. Semoga Emak selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan.