Ayo Menulis!
Menulis dan menulislah. Tantangan gurusiana, telah memaksa kita untuk menulis setiap hari. Beruntunglah Bapak dan Ibuk yang mengikuti tantangan ini. Ada 6 alasan kenapa kita harus melatih kebiasaan menulis menurut blog freelance, diantaranya :
1. Menambah wawasan. Hobi menulis sama halnya membaca. Keduanya menambah wawasan. Dengan membaca kita mendapatkan wawasan. Wawasan tersebut kita kembangkan dalam bentuk tulisan.
2. Membuat lebih bahagia. Kita dapat mengungkapkan apa saja yang dipikirkan lewat tulisan. Menuliskan apa yang ingin kita capai, menuliskan masa depan yang indah menjadi penyemangat untuk melangkah ke depan. Semua yang terasa dalam hati, menguraikan masalah yang tengah dihadapi lewat tulisan. Merunutkan jalan cerita yang pernah dilalui. Semua yang tak tersampaikan dengan kata-kata, maka menulis solusinya. Namun, tak semua tulisan bisa dipublish. Kita mesti memilah mana yang bisa dikonsumsi orang banyak dan mana yang hanya kita pribadi yang bisa menikmatinya.
3. Meningkatkan kemampuan komunikasi yang lebih baik. Menulis dapat mengatasi krisis kehabisan kata-kata. Dengan menulis otak kita secara otomatis terbiasa mengungkap kata-kata secara runut.
4. Mencegah kepikunan
Kegiatan menulis merupakan salah satu kegiatan untuk mengasah ketajaman otak dan daya ingat kita.
5. Menjadikan hari lebih produktif
Menulis hal yang menarik, ide-ide kreatif, dan sebagainya membuat kita lebih produktif dalam mengisi waktu.
6. Kosakata semakin bertambah. Kebiasaan menulis memperkaya kosakata. Berawal dari banyak membaca. Melalu bacaan yang dibaca, ada banyak kosa kata yang bisa dijadikan referensi.
Dalam menulis setiap hari kita perlu memahami beberapa hal berikut ini:
Menangkap Ide
Ide itu muncul secara tiba-tiba. Dari kejadian kecil bisa saja menjadi ide yang besar dalam sebuah tulisan. Menangkap ide bisa dari membaca, travelling, berkomunasi, berinteraksi dengan yang lain dan sebagainya.
Ide menarik yang akan ditulis tidak selalu ada setiap hari atau justru dalam satu hari kita menangkap beberapa ide menarik. Namun, tidak semua ide langsung bisa dituangkan dalam sebuah tulisan. Mungkin kta butuh data dulu atau mengumpulkan cukup energi agar bisa menuliskannya. Ide yang muncul tersebut hendaknya dituliskan dalam catatan khusus agar tidak menguap begitu saja.
Tulisan Bergizi
Ternyata tulisan itu ada yang begizi dan tidak bergizi lho. Tulisan bergizi merupakan tulisan yang dapat diambil banyak manfaat darinya. Terdapat pelajaran yang berharga, faedah dan penuh hikmah. Membuat tulisan yang bergizi ini ya gampang-gampang susah. Kita perlu mencerna baik-baik apa yang akan kita tulis. Ide-ide yang sudah ada pada buku ide mesti disaring dulu, agar yang tertulis itu ada manfaatnya bagi pembaca.
Nah, hal ini yang susah mempertahankannya. Memikirkan faedah apa yang bisa diambil para pembaca. Jika hanya menulis saja sebenarnya mudah. Butuh perenungan dua hari dua malam..hehe..Tidak juga sich, jika kita memang memiliki niat baik untuk menulis hal yang baik, Insya Allah akan dipermudah.
Tulisan berjiwa
Tulisan berjiwa ini istilah saya saja. Yang dimaksud tulisan berjiwa adala para pembaca merasakan apa yang sedang dirasakan oleh penulis. Penulis mampu mengungkapkan secara visual apa yang terjadi dan dirasakannya. “Mengenakkan sebuah tulisan” ringan dibaca namun tidak membosankan. Ya menurut saya tulisan itu akan menarik jika memiliki jiwa. Ada rasa disana, tidak hambar tapi ada rasa manis, pahit, asam dan asinnya. Saya masih belajar untuk kesana.
Terkadang jika memikirkan agar tulisan itu menarik untuk dibaca, dan memikirkan kaedah-kaedah penulisan yang lain, justru sepatah kata pun tak tertuliskan. Saya lebih suka menulis apa adanya. Menulis apa yang dirasa. Kemudian tulisan tersebut disaring mana yang dibuang dan mana yang harus dipertahankan.
Menulis merdeka
Memikirkan banyak kaedah dalam penulisan akan menjadi tembok besar, terutama bagi saya sebagai penulis pemula. Mengetahui kaedah dalam penulisan itu penting, namun cukup dipikirkan setelah tulisan selesai saja. Bergizi atau tidak, sesuai aturan atau tidak, saya akan tetap menulis. Setelah menulis barulah menyelipkan pada bagian mana gizi itu bisa diposisikan.
Menulis itu menyenangkan kawan. Tidak ada alasan untuk tidak menulis. Ayo menulis kawan…!
Referensi
http://www.ruangfreelance.com/6-alasan-mengapa-kamu-harus-melatih-kebiasaan-menulis-dari-sekarang/ diakses tanggal 10 Februari 2020, 20.00 Wib.
#TantanganGurusiana
Hari ke-17
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Benar kak ya,,,, tulisan diari dengan tulisan publik berbeda kak. Kalau tulisan publik banyak yang harus kita perhatikan dan pahami. Misalnya genre cerpen, kita harus bisa memiliah ini konsumsi publik atau bukan, terdapat amanat atau tidak, dan banyak lagi. Begitupun opini, kolom, dan lainnya. Terkadang hal inilah yang mengurung niat kita untuk dipublikasikan dan ini juga yang menantang kita untuk mempublikasikan tulisan. #maribersemangatuntukmenulis
Ya dek sayang... Segala ada aturan dan batasannya. Ada etika yang harus kita penuhi dalam menulis untuk publish. Ya hendaknya kita menulis memang untuk menuai pahala bukan sebaliknya... Hehe.. Tetap menulis pokok e... Semanagt...
Semangat kak
Insya Allah dek
Insya Allah dek