Apa kaitan antara bajaj dan kelas editor? tidak ada kaitannya seh, tapi bagi kami berempat peserta kelas editor dari Bekasi punya cerita. Tiga minggu lalu saya baru ikut kelas menulis dan sekarang sudah ikut kelas editor. Alasannya supaya aku bisa membuat tulisan yang tidak menyusahkan editor.

Tugas editor adalah mengedit tanpa merubah substansi tulisan, dan itu memerlukan kesabaran, ketekunan dan wawasan yang luas. Tugas pertama yang diberikan adalah mengedit berita, wow keren…metode learning by doing. Tugas kedua, mengedit tulisan teman dan hasilnya makin banyak tulisan yang dibaca makin pusing. Kepala ini rasanya mumet saat membaca tulisan yang harus diedit pada latihan ketiga. Haduh, ada orang yang menulis tentang BAB dan kami harus membaca dengan seksama.

Setelah sesi selesai, kami sepakat menyelesaikan tugas di hotel. Kamipun sepakat tidur sekamar dengan tambahan kasur . Tulisan yang harus diedit itu menjadi bahan guyonan. Saking seriusnya kami membahas tulisan itu sampai pusing kepala dan capek mulut ini. Setelah kami selesai, kami memutuskan pergi keluar hotel untuk makan.

Kami makan sate dan tongseng yang enak rasanya di depan perumahan BRI. Tiba-tiba salah seorang diantara kami ada yang usul naik bajaj karena belum pernah naik bajaj. Karena kami tidak mau berpisah satu sama lainnya, kami meminta abang bajaj membawa kami semua ke Cipete Raya. Coba bayangkan suasana di dalam Bajaj diisi oleh empat orang yang punya “kelebihan”. Sambil menikmati deru bajaj kami masih tertawa karena abang bajaj dengan percaya diri meyakinkan kami bahwa kami jangan kuatir. Tiba-tiba pintu bajaj terbuka dan kami harus menahan pintu itu kuat-kuat agar salah satu dari kami tidak jatuh hahaha…

Akhirnya, kami sampai di satu outlet dengan selamat sentosa. Sebenarnya kami baru kenal satu sama lainnya, tetapi moment ini menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi kami. Sepertinya aku akan ketagihan ikut kelas yang diadakan media guru lagi.