Saya tengah leyeh-leyeh sambil memandangi anak-anak saya yang masih balita asik bermain. Angganku ketika dari sebuah salah satu stasiun TV sedang menayangkan siaran hari guru di berbagai daerah, beberapa waktu yang lalu saya jumpa dengan dengan bekas guru SMA ku, Miss Bening di mikrolet, Siang itu saya mau pulang setelah mengambil obat buat sisulung yang sedangn demam.

“ Siang Ibu Bening!” sapa ku sambil menatap wajahnya yang bening sebening namanya.

“ Siang Nak !, maaf kita pernah ketemu dimana ya?. Tanyanya dengansuara yang lembut

“ Saya dulu murid ibu IX IPS 2 bu, saya Dian bu.” Saya maklum kalau Bu Bening lupa karena kami sudah hampir 15 tahun tak bertemu. Selepas SMA saya kuliah di Malang.

“ Oh…. Maaf ibu lupa Nak, karena kamu berubah, makin dewasa,” pujinya

“Ibu masih tetap seperti waktu saya SMA tak ada yang berubah ,” kataku

“Bu masih inget lagu The Greatest Love of All ?” tanyaku karena memang lagu itu kami kuliti bersama sampai abis. Setelah kami nyanyikan bersama , pada ujung pelajaran Bu Bening me rangkumannya. Bu Bening mengatakan bahwa kami-kami ini adalah masa depan Indonesia, dan belajarlah mandiri berjuang dengan iklas dalam mencapai harapan dan cita. Sedangkan guru-guru punya tugas membukakan insight potensi apa yang kami miliki. Sekarang setelah saya punya dua orang balita yang lucu-lucu baru kupahami apa yang Bu Bening sampaika 15 tahun yang lalu. Setidaknya bisa menjadi bekal saya dalam membesarkan anak-anakku. Tak terasa mikrolet yang kami tumpanggi hampir sampai terminal.

“ Ibu Bening terima kasih atas apa yang telah ibu goreskan pada hidup saya, yang pasti semua yang ibu berikan membekas dan menginpirasi saya sebagai ibu muda.” Kataku mengakhiri

perbincangan kami di siang hari itu.

“ Dian…Dian…. sudah jadi tugas ibu, Nak!, mengajar adalah passion ibu Nak Dian.”

“ Salam buat anak-anakmu dan keluargamu ya ,“ katanya sebelum kami berpisah.

Selamat Hari Guru buat guru-guru Indonesia, semoga Tuhan YME melancarkan bahagia dan rejeki Ibu Bapak Guru tercinta.