Bunga Ungaran
Bunga Ungaran
Pita hitam ini tersemat di dada
Tanda duka mendalam yang kami punya
Atas hilangnya sebuah nyawa demi nyawa lainnya
Atas matinya sebuah raga demi raga lainnya
Kau bunga yang dipaksa gugur di tengah wabah
Tanpa peduli dirimu menjemput musibah
Menolong sesama nan tergolek lemah
Meski terkadang tatapan untukmu tiada indah
Nasib tragis tetap harus kau terima
Segala telah kau beri demi sebuah asa
Jangankan empati kau dapat dari sesama
Simpati pun hanya bualan saja
Bunga Ungaran tiada bisa pulang
Di tanah lahir tuk tidur tenang
Sekumpulan orang berhati mati
Menampik jasad pahlawan sejati
Ketika raung tangis bundamu terdengar pilu
Penuh iba pinta tempat tuk tidur panjangmu
Tak mampu mengetuk pintu pintu nurani
Hanya tersisa harap pada teman teman sejati
Kepahiang, 20 April 2020
#tantanganmenulishari1#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ketika raung tangis bundamu terdengar pilu
Semoga almarhumah husnul khotimah. Ibu tinggal di Ungaran? Salam kenal ibu.
Puisinya keren, Bu... Pilihan diksinya passs. Saya suka. Salam Literasi dari kota Pinrang