Yulianti

Guru di SD Negeri 02 Kepahiang Provinsi Bengkulu ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bunga Ungaran

Bunga Ungaran

Bunga Ungaran

Pita hitam ini tersemat di dada

Tanda duka mendalam yang kami punya

Atas hilangnya sebuah nyawa demi nyawa lainnya

Atas matinya sebuah raga demi raga lainnya

Kau bunga yang dipaksa gugur di tengah wabah

Tanpa peduli dirimu menjemput musibah

Menolong sesama nan tergolek lemah

Meski terkadang tatapan untukmu tiada indah

Nasib tragis tetap harus kau terima

Segala telah kau beri demi sebuah asa

Jangankan empati kau dapat dari sesama

Simpati pun hanya bualan saja

Bunga Ungaran tiada bisa pulang

Di tanah lahir tuk tidur tenang

Sekumpulan orang berhati mati

Menampik jasad pahlawan sejati

Ketika raung tangis bundamu terdengar pilu

Penuh iba pinta tempat tuk tidur panjangmu

Tak mampu mengetuk pintu pintu nurani

Hanya tersisa harap pada teman teman sejati

Kepahiang, 20 April 2020

#tantanganmenulishari1#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ketika raung tangis bundamu terdengar pilu

20 Apr
Balas

Semoga almarhumah husnul khotimah. Ibu tinggal di Ungaran? Salam kenal ibu.

20 Apr
Balas

Puisinya keren, Bu... Pilihan diksinya passs. Saya suka. Salam Literasi dari kota Pinrang

20 Apr
Balas



search

New Post