Akhir-akhir ini Siska merasa curiga pada suaminya Erwin. Entah mengapa Erwin sekarang sering pamit bermain ke rumah Jono di kampung sebelah. Yang paling membuat Siska makin kebakaran jenggot, penampilan Erwin yang selalu necis dan wangi saat pergi. " Jon, gimana madu untuk istriku ? Sudah sampai di rumahmu? " terdengar Erwin menelepon seseorang. Spontan Siska merasa tanduknya mulai nongol . " Bagaimana penampilannya? Keren?" lagi-lagi Erwin bertanya. Hati siska makin terbakar amarah. Baru saja ia menyiapkan senjata untuk memberondong suaminya, mertuanya datang mengunjungi mereka. Batallah niatnya itu.

Malam itu Erwin pamit lagi akan ke rumah Joni esok pagi. Erwin berangkat dengan mengendarai mobilnya ke rumah Joni. Siska yang diliputi kecurigaan menguntit suaminya. Ia sengaja naik taksi agar tidak ketahuan sang suami. Di dalam taksi, Siska terlihat menahan air matanya. Ada sesak yang ia rasakan. Tak habis pikir, mengapa suaminya tega mengkhianati cintanya. Seperti apa pula paras wanita yang telah memikat suaminya. Pasti ia sangat cantik, muda, dan menarik. Kalau tidak, mana mungkin suaminya menjadikannya madu untuk dirinya.

Sampai di depan sebuah rumah, mobil Erwin berhenti. Siska sengaja turun agak jauh. Ia melihat suaminya memasuki pekarangan rumah itu. Ia mengetuk pintu. Terlihat Jono membuka pintu. "Mana madu istriku? Aku mau bawa pulang. " Erwin bertanya. Siska yang mengintai dari balik pagar mendengar jelas suara suaminya. Siska yang sudah memuncak rasa amarahnya bergegas melangkah menuju rumah itu. Ia bermaksud melabrak calon madunya itu. Baru beberapa langkah dilihatnya suaminya keluar dari dalam rumah bersama Jono dan seorang wanita muda. Pasti itu orangnya pikirnya. Langkah Siska berhenti saat suaminya berpamitan pada Jono. " Jon, terimakasih madunya. Aku bawa pulang ya! " seru Erwin. Ia mengangkat sebuah botol berisi cairan kental berwarna keemasan. " Ya, kalau habis pesan lagi ke sini! " jawab Jono. Siska terbengong-bengong, ia menepuk jidatnya.

---

Kepahiang, 20 Juni 2020

#harike-56#